Blog pribadi berisi tips dan cara, serta Tugas" Kuliah

Insa Alloh Kami Dapat Membantu

Insa Alloh Kami Dapat Membantu

PERBEDAAN PENDIDIKAN PADA JAMAN DULU DAN JAMAN SEKARANG (VERSI 1 DAN 2)



PERBEDAAN PENDIDIKAN PADA JAMAN DULU DAN JAMAN SEKARANG (VERSI 1 DAN 2)
Assalamualaikum !!!!
Sahabat blog semoga selalu ada dalam lindungan Allah SWT. Pada kesempatan ini saya akan berbagi sedikit ilmu , yaitu perbedaan pendidikan zaman dulu dan sekarang, tujuan nya agar sahabat dapat menyesuaikan pendidikan pada zaman sekarang dan agar dapat mengambil tauladan dari pendidikan  zaman dahulu. Ok lagsung aja baca perbedaannya , disini admin mnyediakan dua versi :
PERBEDAAN PENDIDIKAN PADA JAMAN DULU DAN JAMAN SEKARANG VERSI 1
Ketika saya merenungkan dan memperbandingkan pola pendidikan yang saya terima dulu dengan pola yang ada sekarang, saya merasa JIWA dan SENI ajar mengajar sudah mengalami perbedaan dan pergeseran nilai. Berbincang dengan teman-teman lain yang entah berperan sebagai orang tua, pengamat pendidikan atau lainnya, mereka juga merasakan perbedaan itu. Dampak dari semua itu adalah perilaku anak yang dinilai beda dengan perilaku jaman kita di usia yang sama. Kalau mau dinilai secara objektif, tentu saja ada sisi positif dan sisi negatif.
Sebuah peribahasa Latin yang berbunyi “Non scholae sed vitae discimus” dapat diterjemahkan sebagai kita belajar bukan untuk nilai sekolah, namun demi nilai kehidupan. Artinya di sini adalah tujuan utama dari sekolah bukanlah demi nilai yang tinggi atau demi orang tua, diri sendiri atau guru/sekolah, namun yang ingin dicapai dengan bersekolah adalah mendapat manfaat (baca: ilmu) yang bisa dipergunakan dalam hidup.
Perbedaan pendidikan jaman dulu dan jaman sekarang saya perbandingkan dari sisi:
1. Orientasi pendidikan
2. Institusi pendidikan
3. Tenaga pendidik
4. Materi pendidikan
Note: Sebagai catatan jaman dulu yang dimaksud adalah sekitar tahun 1950 – tahun 1980-an.
Ø  ORIENTASI PENDIDIKAN
Orientasi Pendidikan Jaman Dulu
Pada awalnya pendidikan dimaksudkan untuk mendidik benih manusia agar anak manusia ini tumbuh menjadi seorang yang berakhlak tinggi dan mulia, yang berbeda dengan manusia purba. Investasi manusia di sini berarti memanusiakan manusia, yaitu mengajarkan nilai kehidupan kepada seorang anak manusia, yang diibaratkan benih manusia. Misi utama lembaga pendidikan adalah mengajarkan budi pekerti, etika, saling mengalah dan mendulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Hal ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat. Setelah itu institusi dan tenaga pendidik baru akan mengajarkan keterampilan yang membuat benih manusia itu mampu menyokong hidupnya sendiri di masa depan.
Ø  Orientasi Pendidikan Jaman Sekarang
Pendidikan sekarang lebih berorientasi kepada bagaimana meningkat kecerdasan, prestasi, keterampilan, dan bagaimana menghadapi persaingan. Pendidikan sekarang kehilangan misi utamanya untuk investasi karakter manusia. Pendidikan moral dan karakter bukan lagi merupakan faktor utama seorang anak mengenyam pendidikan. Kedua hal ini dianggap menjadi tugas para tokoh agama, tugas orang tua atau wali di rumah. Sekolah berlomba menonjolkan kurikulum yang dipercaya bisa menciptakan generasi muda super dari usia sedini mungkin. Para orang tua juga tergiur dan ingin anaknya menjadi “super kid.” Kata teman-teman saya: “Biar pensiun muda!”
Ø  INSTITUSI PENDIDIKAN
Institusi Pendidikan Jaman Dulu
Jaman dulu sekolah didirikan oleh pemerintah atau para misionaris dan pemuka agama. SD Negeri, SMP Negeri, SMA Negeri adalah judul sekolah yang didirikan dan beroperasi atas anggaran Departemen Pendidikan. Para misionaris yang awalnya berasal dari Belanda melalui misi penyebaran agama Kristiani juga mendirikan sekolah sebagai wujud pelayanan, di samping mendirikan rumah sakit. Madrasah-madrasah, tsanawiyah-tsanawiyah juga berdiri dan dikelola oleh pemuka agama dan mesjid.
Karena misi utama mereka adalah pelayanan dan kembali kepada orientasi pendidikan yang diemban, maka sekolah dalam hal ini tidak mengejar keuntungan secara materi. Pada jaman dulu memang ada perbedaan biaya juga, yaitu antara sekolah favorit dan sekolah yang tidak begitu unggul. Orang tua juga berupaya agar anaknya bisa masuk sekolah favorit, walaupun harus mengeluarkan dana lebih banyak.
Institusi Pendidikan Jaman Sekarang
Jaman sekarang orang pribadi, yayasan atau perusahaan swasta boleh mendirikan institusi pendidikan. Hal ini membuat misi utama sebuah institusi pendidikan tidak lagi murni untuk pelayanan sosial, namun orang atau yayasan atau perusahaan yang mendirikan lembaga pendidikan tersebut akan memperhitungkan biaya yang telah dikeluarkan. Ini berarti sebuah sekolah atau lembaga pendidikan adalah suatu investasi. Agar mempunyai daya saing satu dengan lainnya, masing-masing menghadirkan kelebihan yang tidak dimiliki sekolah tradisional yang sudah ada, misalnya dari segi kurikulum, sarana pendidikan, tenaga pengajar asing dsb.
Ø  TENAGA PENDIDIK
Tenaga Pendidik Jaman Dulu
Pada jaman ini seseorang memilih menjadi guru lebih terdorong oleh hasrat dalam diri untuk membaktikan diri. Ia memahami konsekuensi menjadi guru adalah melayani, dan sudah sadar bahwa ia tidak akan kaya seperti seorang pengusaha. Di era 1980-n seorang guru yang mempunyai kemampuan lebih bisa memberikan les privat di luar jam sekolah, itu adalah pemasukan tambahan selain gaji pokok sebagai seorang guru. Ada juga yang membuka warung kecil-kecilan untuk menambah lauk di rumah. Belum lagi di daerah terpencil, tenaga mereka dihargai dengan hasil lading orang tua murid. Maka di jaman itu kita sering mendengar istilah: “Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.”
Guru pada jaman itu merupakan suatu profesi yang sangat terhormat, karena dianggap memiliki pengetahuan lebih daripada masyarakat setempat. Masyarakat juga menuntut para guru mengajarkan nilai moral kepada anak-anak mereka, di samping pengetahuan baca tulis dan berhitung. Guru juga punya hak otoriter sebagai pengganti orang tua bila anak berada di sekolah. Cara mendidik mereka lebih banyak menggunakan pendekatan pribadi yang membuat interaksi guru murid lebih erat. Hal ini terbawa sampai di luar jam sekolah karena kondisi social masyarakat jaman dulu yang lebih bersifat kekeluargaan.
Tenaga Pendidik Jaman Sekarang
Perekrutan tenaga pendidik sekarang (baca: Mayoritas) lebih mengutamakan nilai kelulusan dan sertifikasi yang dimiliki guru tersebut. Apakah guru tersebut sudah pasti kompeten mengajar dengan kelulusan yang bernilai tinggi dan banyaknya sertifikat yang dimiliki? Belum tentu. (Maaf, tidak ada sedikit pun maksud saya untuk menyamaratakan dedikasi dan porensi semua guru). Namun sudah menjadi pengetahuan umum bahwa sekolah-sekolah yang ingin merekrut guru di samping pengalaman minimal 1 atau 2 tahun juga meminta bukti berupa sertifikat yang dimiliki guru tersebut sebagai bukti bahwa ia mempunyai ‘skill’ lebih. Tuntutan ekonomi membuat dedikasi mengajar sebagai suatu pelayanan menjadi berkurang. Bisa dimaklumi karena media apapun sekarang berlomba menawarkan barang konsumsi. Guru juga seorang manusia, ia punya keluarga yang harus dihidupi. Di jaman sekarang tuntutan ekonomi seakan tidak pernah habis, malah selalu naik setiap tahunnya.
Cara mendidik guru sekarang juga sangat jarang menggunakan pendekatan pribadi lagi. Wibawa seorang guru tidak lagi dianggap sebagai pihak otoriter yang mesti disegani, dipanuti. Murid menganggap guru mengajar hanya menjalankan kewajiban, interaksi guru-siswa terbatas pada jam sekolah. Masyarakat sekarang yang lebih mengarah ke individualis, terutama di kota-kota besar, membuat interaksi personal semakin berkurang. (Sekali lagi maaf…ini kecenderungan yang terlihat menonjol di masyarakat kita). Apakah hal ini merupakan efek domino dari tuntutan jaman atau sistem pemerintahan kita dalam menyusun kurikulum?
Ø  MATERI PENDIDIKAN
Materi Pendidikan Jaman Dulu
Kurikulum atau materi pendidikan jaman dulu lebih menekankan pada pembentukan nurani seorang anak, penumbuhan dan penguatan karakter yang kelak membuatnya mampu membedakan mana yang baik dan benar, untuk kemudian mengutamakan keadilan, kedamaian, harkat dan martabat manusia terlepas dari perbedaan suku, agama, ras dan budaya. Terlepas suatu sekolah itu sekolah favorit atau tidak, mereka punya kurikulum yang sama. Selolah tidak terbagi menjadi sekolah nasional, sekolah nasional plus, sekolah internasional. Materi yang diajarkan kepada siswa di setiap propinsi sama, kalaupun berbeda tidak terdapat kesenjangan yang mencolok mata.
Materi Pendidikan Jaman Sekarang
Jaman sekarang status sekolah terbagi menjadi menjadi sekolah nasional, sekolah nasional plus, sekolah internasional. Ada istilah diakui, terakreditasi dll. Kurikulum yang digunakan juga berbeda satu dengan lainnya. Ada sekolah yang menggunakan kurikulum Cambridge, ada yang menggunakan kurikulum Montessori, dan lain-lain. Penonjolan keunggulan juga terlihat dari banyaknya jam pengajaran suatu mata pelajaran tertentu, misalnya ada sekolah yang bahasa pengantarnya Inggris, Mandarin. Ironisnya bahasa Indonesia hanya diberikan satu jam per minggu. Bagaimana menanamkan semangat nasionalisme dan kebangsaan bila sejak kecil seorang anak diajari bahwa bahasa yang lebih bergengsi dan diterima di dunia internasional itu adalah bahasa selain bahasa Indonesia?
Di samping itu penekanan tujuan sekolah dititikberatkan pada cara-cara untuk meningkatkan kecerdasan, prestasi, keterampilan, dan bagaimana mempersiapkan siswa menghadapi persaingan global di masa depan.
KESIMPULAN
Setiap jaman mempunyai masalah dan situasi yang berbeda. Sangat naif bila kita sekarang memaksakan kurikulum yang ada pada pendidikan jaman dulu diterapkan pada kurikulum sekarang. Ibarat pada tahun 1960-an orang begitu bangga mengenakan celana panjang model cut-bray, tidak mungkin kita menuntut remaja sekarang juga memakai model yang sama. Mereka akan terlihat aneh di mata remaja lain yang mengikuti perkembangan model legging jaman sekarang.
Itu soal pakaian, tentunya beda sekali dengan pendidikan dan kurikulum yang up-to-date untuk mengembangkan potensi seorang anak manusia. Lantas kurikulum seperti apa yang ideal? Pola seperti apa yang ingin kita tanamkan kepada anak Indonesia?
Menurut saya bila seseorang memutuskan memilih berprofesi sebagai seorang guru hendaklah dirinya juga berpikir, bersikap dan berperilaku seperti seorang guru. Ada pesan dari seorang dosen saya yang berkata: “Ketika kita menghukum anak didik, kita juga sedang menghukum diri sendiri.”
Artinya, bila murid melakukan kesalahan maka guru juga punya andil dalam kesalahan tersebut, dan murid akan mempunyai respek bila guru tersebut berada di sampingnya dalam mengkoreksi kesalahan tersebut. Ketika murid dihukum menulis ulang esainya, guru duduk mendampinginya. Guru juga merasakan apa yang dialaminya. Anak akan segan dan respek pada orang yang mampu menyelami apa yang dirasakannya.
Saya pribadi juga berharap kurikulum yang akan disusun pada tahun 2013 mampu mengembalikan kurikulum ke tujuan pendidikan yang utama, yakni: “Non scholae sed vitae discimus”, yaitu kita belajar bukan untuk nilai sekolah, namun demi nilai kehidupan. Semoga kurikulum yang baru berisi elemen-elemen pendidikan yang essensial.
ELEMEN PENDIDIKAN ESSENSIAL
Pendidikan terhadap seorang anak mencakup beberapa segi atau elemen, yang masing-masing harus ditanamkan kepada anak dalam porsi yang proporsional, agar kelak mereka bisa mempunyai keseimbangan di antara berbagai elemen tersebut. Elemen-elemen itu sengaja tidak saya urutkan karena semuanya sama penting!
Pendidikan seorang anak seyogyanya mencakup bidang:
Ilmu Pengetahuan
- Karakter
- Kesenian
- Spiritual / keagamaan.
- Kreativitas
Semua aspek tersebut diperlukan untuk mendidik dan membina seorang anak agar menjadi seorang insan yang berpengetahuan dan kreatif, mencintai bangsa, berhati nurani dan bijaksana. Anak Indonesia juga harus mempunyai keterampilan, kompetensi seperti anak-anak di negara lain. Sekarang sudah jaman globalisasi, tentulah anak juga perlu kreativitas menciptakan peluang untuk kehidupan yang lebih baik. Kreativitas itu mencakup kreatif dalam berpikir, kreatif dalam bertindak dan kreatif dalam memprediksi hal atau masa yang akan datang.
Bila tujuan, visi dan misi sudah ditegakkan, kita perlu mencacah ke bagian lebih lanjut, yaitu bagaimana mewujudkan visi misi tersebut? Bagaimana menerapkan dan mengawasi jalannya kurikulum yang baru itu? Apa proporsi yang ideal antara meningkatkan karakter dan ilmu pengetahuan? Bagaimana agar pendidikan bisa dinikmati merata di semua kalangan? Bagaimana menentukan kriteria keberhasilan suatu pendidikan?
v  PERBEDAAN PENDIDIKAN PADA JAMAN DULU DAN JAMAN SEKARANG VERSI II
Berikut ini adalah perbedaan pendidikan zaman dahulu dan zaman sekarang:
1. Cara belajar
Dahulu, kita belajar di sekolah diajarkan oleh guru dengan menggunakan papan tulis dan kapur dan kita mencatat pejaran tersebut dengan pensil, pulpen dan buku. Namun sekarang ini, karena sudha canggihnya tekhnologi, membuat cara belajar di kelas berbeda dengan dahulu. Saat ini belajar tidak lagi menggunakan papan tulis dan kapur, namun guru sudah menggunakan infokus dan laptop untuk menjelaskan materi pejaran di kelas.
Zaman sekarang ini juga pada siswa tidak perlu lagi untuk mencatatnya menggunakan pensil atau pulpen di sebuah buku, namun mereka bisa meminta materi yang diajarkan guru dengan menggunakan soft copynya. Jadi para siswa bisa mempelajarinya lagi di rumah menggunakan komputer.

2. Sumber pengetahuan dan informasi

Zaman dahulu berita, informasi dan ilmu disalurkan dengan sangat lambat. Orang- orang masih begitu sulit mendapatkan informasi. Dan biasanya para siswa hanya dapat memperoleh pengetahuan dengan membaca buku dan bertanya pada guru. Namun sekarang, informasi dapat dicari dengan mudah dan cepat, karena sudah adanya internet, televisi, radio dan surat kabar. Dengan adanya beberapa kecanggihan tekhnologi tersebut membuat kemudahan bagi para siswa untuk memperoleh informasi. Namun dengan kemajuan tekhnologi tersebut banyak juga dampak negatif karena penyalahgunaan internet.

3. Materi Pendidikan

Materi pendidikan pada zaman dahulu lebih menekankan pada pembentukan nurani seorang anak, penguatan karakter yang dimilikinya untuk membuatnya mampu membedakan mana yang baik dan benar. Terlepas sekolah itu sekolah favorit atau tidak, mereka punya kurikulum yang sama. Seolah tidak terbagi menjadi sekolah nasional, sekolah nasional plus atau sekolah internasional. Materi yang diajarkan kepada siswa di setiap propinsi pun sama, kalaupun berbeda tidak terdapat kesenjangan yang sangat berbeda.
Berbeda dengan materi pendidikan zaman sekarang. Kurikulum yang digunakan berbeda tiap sekolah. Bahkan status sekolah pun terbagi menjadi beberapa status, seperti sekolah nasional, sekolah nasional plus, sekolah internasional. Selain itu ada istilah, diakui dan diakredetasi.

4. Orientasi pendidikan

Zaman dahulu, pendidikan dimaksudkan untuk mendidik manusia agar tumbuh mempunyai akhlak yang baik, mengajarkan nilai kehidupan, dan mengajarkan budi pekerti, etika, mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Setelah itu institusi dan tenaga pendidik baru akan mengajarkan keterampilan yang membuat siswa mampu menyokong hidupnya sendiri di masa depan.
Namun sekarang ini pendidikan lebih berorientasi kepada bagaimana meningkatkan kecerdasan, prestasi, keterampilan, dan bagaimana menghadapi persaingan. Pendidikan saat ini cenderung kehilangan misi utamanya untuk investasi karakter manusia. Pendidikan moral dan karakter bukan lagi merupakan faktor utama seorang anak menjalani pendidikan. Kedua hal ini dianggap menjadi tugas para tokoh agama, tugas orang tua atau wali di rumah. Sekolah sekarang ini berlomba menonjolkan kurikulum yang dipercaya bisa menciptakan generasi muda super dari usia sedini mungkin.
Itulah sedikit perbedaan yang ada pada dunia pendidikan dulu dan sekarang. Perbedaan memang lah bukan suatu hal yang buruk, apalagi jika perbedaan tersebut berdampak menumbuhkan suatu hal yang lebih baik. Alangkah baiknya jika kita bukan mengganti yang sudah ada dahulu, namun lebih ke memperbaiki jika ada yang dirasa kurang sesuai. (MD)
Sekian yang bisa admin bagikan semoga bermanfaat silahkan share dan tinggalkan komentar di bawah ini !!




0 Komentar untuk "PERBEDAAN PENDIDIKAN PADA JAMAN DULU DAN JAMAN SEKARANG (VERSI 1 DAN 2)"
Back To Top