Makalah Adab Pergaulan dalam Islam dengan yang Lebih Muda dan Lawan Jenis
Silahkan Unduh File Microsoft Wordnya : Download Makalah
Silahkan Unduh File Microsoft Wordnya : Download Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Manusia
adalah makhluk sosial yang tidak akan terlepas dari bergaul dengan manusia
lainnya dalam kehidupan sehari-hari baik dengan orang yang lebih muda, tua
bahkan dengan lawan jenis.
Dalam
Islam bergaul dengan orang lebih muda dan lawan jenis sudah diatur oleh aturan
Allah Swt.
Maka
dari permasalah diatas kami mencoba membuat mskslsh ini dengan judul “ Adab
Bergaul dengan Orang yang Lebih Muda dan Lawan Jenis”
B. Rumusan
Masalah
Supaya dalam
pembahasan dan penulisan lebih terarah, maka kami merumuskan masalah-masalah
sebagai berikut:
1.
Bagaimana
adab bergaul dalam islam kepada yang lebih muda?
2.
Bagaimana
adab bergaul dalam islam kepada lawan jenis?
3.
Bagaimana
larangan bergaul
dengan lawan jenis?
C. Tujuan
Penelitian
1.
Memenuhi
salah satu tugas bidang study Akidah Akhlak.
2.
Mengetahui
adab bergaul dalam islam dengan yang lebih muda
3.
Mengetahui
adab bergaul dalam islam dengan lawan jenis
4.
Untuk mengetahui larangan bergaul dengan lawan jenis
D. Manfaat
1.
Dapat
menjadi referensi atau pengetahuan bagi para remaja islam supaya bias bergaul
dengan baik
2.
Dapat
meningkatkan keimanan dan kehati-hatian terhadap apa yang Tuhan larang.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
ADAB
BERGAUL TERHADAP ORANG YANG LEBIH MUDA
1.
Pengertian
orang yang lebih muda
Pemuda
dalam bahasa Arab disebut dengan syabab atau fata. Hal tersebut dapat dijumpai
di dalam al-Qur’an dan hadis nabi. Di dalam al-Qur’an terdapat dalam firman
Allah Swt.
قَالُواْ
سَمِعۡنَا فَتٗى يَذۡكُرُهُمۡ يُقَالُ لَهُۥٓ إِبۡرَٰهِيمُ ٦٠
“Mereka
berkata: “Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang
bernama Ibrahim”. (QS. An-Anbiya(21):60)
Sementara
di dalam hadis Rasullullah saw. Bersabda :
Artinya : “Ada tujuh golongan manusia yang akan
mendapatkan perlindungan oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya) pada hari yang
tidak ada perlindungan (sama sekali) kecuali perlindungan dariNya: Seorang
pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada
Allah, seseorang yang hatinya senantiasa terkait kepada masjid, dua orang yang
saling mencintai karena Allah, mereka berkumpul dan berpisah karenaNya, seorang
laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu yang dilarang agama) oleh seorang
wanita yang memiliki kedudukan danberkumpul dan berpisah karenaNya, seorang
laki-laki yang saat diajak (berbuat sesuatu yang dilarang agama) oleh seorang
wanita yang memiliki kedudukan dan cantik, maka ia berkata: “Aku takut kepada
Allah Swt. “Seseorang yang bersedekah lalu ia menyembunyikan sedekahnya
sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan
kanannya serta seseorang yang berdzikir kepada Allah dalam kesunyian lalu kedua
matanya meneteskan air mata. (HR. Bukhari-Muslim)
Sementara
dalam bahasa Indonesia pemuda berarti orang yang belum sampai setengah umur dan
merupakan lawan kata tua.
Orang
yang lebih muda yang dimaksud disini adalah anak kecil atau remaja dan para
pemuda.
Dalam
bergaul dengan anak kecil Rasullullah saw. Memberi teladan saat beliau mencium
Hasan dan Husein di hadapan al Aqra bin Habis yang terheran-heran lalu ia
berkata: “Wahai Rasullullah Saw saya mempunyai sepuluh orang anak, tetapi tidak
ada seorangpun yang pernah aku cium seperti engkau ini”. Rasullullah Saw
memandangnya dan berkata: “Barangsiapa yang tidak menyayangi sesama manusia,
niscaya tidak akan disayangi oleh
Allah”. (HR. Bukhari Muslim)
Karena
pemberian rahmat Allah Swt itulah Rasullullah Saw senantiasa merasa senang dan
berusaha menggembirakan hati anak-anak kecil, menghibur dan bila ada tamu yang
mengunjunginya dan membawa oleh-oleh, maka sosok yang diberikan terlebih dahulu
adalah anak-anak.
Demikian
pula bergaul terhadap remaja. Remaja adalah masa pencarian jati diri. Remaja
merupakan kelompok maasyarakat yang biasanya kreatif dan inovatif. Hal ini juga
terjadi dalam pergaulan mereka. Oleh karena itu banyak dijumpai para remaja
yang berusaha menonjolkan identitas pribadi atau kelompoknya. Mereka biasanya
akan meniru siapa saja yang menurut mereka layak untuk ditiru seperti guru,
ulama, artis, dan para tokoh lainnya. Dalam beberapa kejadian ditemukan banyak
penyimpangan yang di lakukan oleh para remaja ini seperti adanya komunitas atau
gang yang identik dengan perilaku buruk seperti gang motor dan
sebagainya.
Islam
memberi perhatian sangat besar terhadap upaya perbaikan mental kaum muda. Karena
generasi muda hari ini adalah pemeran utama di masa yang akan datang. Merekalah
pondasi yang menopang masa depan umat islam. Adab bergaul dengan orang yang
lebih muda pada dasarnya ditunjukan untuk menjadikan generasi yang dapat
menggantikan tongkat estafet pengembangan umat yang lebih baik.
Al-Qur’an
menceritakan tentang potret pemuda Ashabul Kahfi sebagai kelompok pemuda yang
beriman kepada Allah dan meninggalkan mayoritas kaumnya yang menyimpang dari
agama Allah Swt. Sehingga Allah menyelamatkan para pemuda tersebut dengan
menidurkan mereka selama 309 tahun. Allah Swt, berfirman:
وَلَبِثُواْ
فِي كَهۡفِهِمۡ ثَلَٰثَ مِاْئَةٖ سِنِينَ وَٱزۡدَادُواْ تِسۡعٗا ٢٥
Artinya : “Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga
ratus tahun dan tambah Sembilan tahun (lagi)”. (QS. Al-Kahfi:25)
2.
Tata
Cara Bergaul dengan Orang Lebih Muda
a. Memberi
nasehat dengan bijak
Kalangan
muda khususnya remaja dan pemuda adalah masa pancaroba. Masa muda mempunyai
posisi yang sangat penting. Para pemuda dituntut untuk memberikan sumbangsihnya
dalam membangun kemajuan. Bersamaan dengan itu, masa muda juga merupakan masa
yang penuh dengan godaan untukmemperturutkan hawa nafsu. Seorang pemuda yang
sedang dalam masa pertumbuhan fisik maupun mental, banyak mengalami gejolak
dalam pikiran maupun jiwa, yang tidak jarang menyebabkan hidupnya terguncang.
Oleh karena itu perlu mendapat nasehat dari orang yang lebih tua.
Yang
menjadikan mereka mengikuti kita adalah kelemahan dan kelembutan sikap kita,
Allah swt. Berfirman:
فَبِمَا
رَحۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ لِنتَ لَهُمۡۖ وَلَوۡ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ ٱلۡقَلۡبِ لَٱنفَضُّواْ
مِنۡ حَوۡلِكَۖ فَٱعۡفُ عَنۡهُمۡ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُمۡ وَشَاوِرۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡرِۖ
فَإِذَا عَزَمۡتَ فَتَوَكَّلۡ عَلَى ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَوَكِّلِينَ
١٥٩
Artinya : “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu
ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu. Kemudian
apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”(QS. Ali
‘Imran (3):159)
Dengan
demikian orang tua yang bijak adalah orang tua yang berupaya secara bijak
mengajak anaknya kepada jaln yang benar. Hal ini seperti kisah Nabi Yusuf AS
“Dan
tatkala Dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya Hikmah dan ilmu. Demikianlah
Kami member Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dan wanita (Zulaikha)
yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya
(kepadanya) dan Dia menutup pintu-pintu, seraya berkata:”Marilah ke sini!”
Yusuf berkata: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan
aku dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.
Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf,
dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan Dia tidak
melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya
kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang
terpilih.”
Rasulullah
saw. Sendiri sering memberikan arahan dan nasehat kepada para pemuda.
“Wahai
para pemuda, barangsiapa diantara kamu semua yang mampu (menikah), maka
menikahlah. Karena hal itu lebih dapat menahan pandangan dan menjaga kemaluan.
Barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah dia berpuasa, karena hal itu
sebagai perisai.”(HR. Bukhari Muslim)
b. Mempererat
Persaudaraan
Allah
swt. Berfirman:
لَن
تَنَالُواْ ٱلۡبِرَّ حَتَّىٰ تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَۚ وَمَا تُنفِقُواْ مِن
شَيۡءٖ فَإِنَّ ٱللَّهَ بِهِۦ عَلِيمٞ ٩٢
Artinya : “Kamu sekali-kali tidak sampai kepada
kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu
cintai, dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah
mengetahuinya.” (QS. Ali “Imran:92)
Dalam
hadis lain Rasullullah saw. Bersabda:
"Diriwayatkan
dari Abi Musa ra. Dia berkata,”Rasullullah saw. Pernah bersabda: ‘Orang mukmin yang satu dengan yang
lain bagai satu bangunan yang bagian-bagiannya saling mengokohkan.”(HR.
Bukhari)
c. Memberi
perhatian dan kasihsayang
Rasullullah
saw.bersabda:
“Rasulullah
saw. Bersabda: Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda,
maka kau akan menemaniku di surga.”(HR. Baihaqi)
“Dari
Abu Hurairah ra berkata: “Kalian tidak akan masuksurga hingga kalian beriman.
Dan kalian tidak (dikatakan) beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku
beritahu pada kalian pada satu hal, yang jika kalian lakukan,maka kalian akan
saling mencintai?(Yaitu) sebarkanlah salam diantara kalian.”(HR. Muslim)
d. Memberi
teladan yang baik
Firman Allah :
وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٖ ٤
Artinya : “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung.”(QS. Al-Qolam:4)
Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh besar terhadap
perkembangan anak-anak, remaja, dan pemuda. Allah swt. Berfirman:
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang
bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS.
At-Tahrim(66):6)
e. Melakukan
pembinaan dengan baik
Firman Allah :
وَٱلَّذِينَ
ءَامَنُواْ وَٱتَّبَعَتۡهُمۡ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَٰنٍ أَلۡحَقۡنَا بِهِمۡ
ذُرِّيَّتَهُمۡ وَمَآ أَلَتۡنَٰهُم مِّنۡ عَمَلِهِم مِّن شَيۡءٖۚ كُلُّ ٱمۡرِيِٕۢ
بِمَا كَسَبَ رَهِينٞ ٢١
Artinya : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak
cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka
dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka.
Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.”(QS. At-Thur:21)
Rasulullah
saw. Bersabda:
“Dari
Anas ibn Malik dari Nabi saw. Bersabda: Mudahkanlah dan jangan mempersulit dan
berilah kabar gembira dan jangan menakut-nakuti. Rasulullah saw.suka memberikan
keringanan dan merahasiakan (amal saleh) kepada manusia.”(HR.Bukhari)
f. Memberikan
penghargaan atas capaian prestasi
Firman Allah :
مَنۡ
عَمِلَ صَٰلِحٗا مِّن ذَكَرٍ أَوۡ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤۡمِنٞ فَلَنُحۡيِيَنَّهُۥ
حَيَوٰةٗ طَيِّبَةٗۖ وَلَنَجۡزِيَنَّهُمۡ أَجۡرَهُم بِأَحۡسَنِ مَا كَانُواْ
يَعۡمَلُونَ ٩٧
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih,
baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka sesungguhnya akan
Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yan lebih baik dari apa yang
telah mereka kerjakan.”(QS. An-Nahl:97)
Abu
Hurairahra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Orang mukmin yang kuat lebih
baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah dan dalam segala
sesuatu ia dipandang lebih baik. Raihlah apa yang memberikan manfaat bagimu.
Minta tolonglah kepada Allah. Janganlah lemah! Kalau engkau tertimpa sesuatu,
janganlah berkata, kalau aku berbuat begini, pasti begini dan begitu tetapi
katakanlah “Allah swt telah menentukan dan Allah menghendaki aku untuk berbuat
karena kata “kalau” akan mendorong pada perbuatan setan”. (HR. Muslim)
3.
Larangan
dalam bergaul dengan yang lebih muda
a. Tidak
meminta penghormatan yang berlebihan
Rasulullah
saw bersabda dalam sebuah dari Umar bin Khattab ra.
“Janganlah
kalian memujiku sebagaimana orang-orang Nasrani memuji ‘isa bin Maryam.
Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka katakanlah: hamba Allah dan
Rasul-Nya.”(HR. Bukhari, Muslim dan At Tirmidzi)
b. Antipati
Antipati
yaitu sikap tidak percaya kepada seseoranng atau suatu komunitas.
Rasulullah
saw bersabda:
“Anas
ra berkata,bahwa Nabi saw bersabda: “Tidaklah termasuk beriman seseorang di
antara kami sehingga mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya
sendiri”. (HR. Bukhari, Muslim, dan Nasa’i)
c. Tidak
memahami aktifitas generasi muda
Allah
swt berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا يَسۡخَرۡ قَوۡمٞ مِّن قَوۡمٍ عَسَىٰٓ أَن يَكُونُواْ
خَيۡرٗا مِّنۡهُمۡ
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan
kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka”.
(QS.Al-Hujurat (49):11)
“Dari
Abu Hurairah ia berkata telah bersabda Rasulullah” Jauhkanlah diri kamu
daripada sangka (jahat) itu sedusta-dusta omongan, (hati)”. (HR.Muttafaq
‘Alaih)
B.
ADAB
BERGAUL DENGAN LAWAN JENIS
a.
Pengertian
lawan jenis
Lawan
jenis berarti lawan dari jenis kelamin. Laki-laki dan perempuan merupakan
makhluk Allah yang telah diciptakan untuk berpasang-pasangan sehingga
wajar,jika terjadi pergaulan diantara mereka. Allah swt berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَٰكُم مِّن ذَكَرٖ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَٰكُمۡ شُعُوبٗا
وَقَبَآئِلَ لِتَعَارَفُوٓاْۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ
إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣
Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal”. (QS. Al-Hujurat (49): 13)
b.
Tata
cara bergaul dengan lawan jenis
1. Berteman
semata-mata karena Allah
Rasulullah
saw bersabda
“Ada
tiga perkara, barangsiapa yang terdapat padanya ketiga hal tersebut, maka ia
akan merasakan lezat (manisnya) iman: “Jika ia mencintai Allah dan rasulnya
melebihi yang lainnya; mencintai dan membenci semata-mata hanya karena Allah;
Jika dilemparkan ke dalam api neraka yang menyala-nyala, lebih disukai daripada
berbuat syirik (menyekutukan) Allah”. (HR. Muslim)
Persahabatan
antar lawan jenis dapat dengan mendoakan dengan tulus. Rasulullah saw bersabda
“Jika
seseorang berdoa untuk sahabatnya di belakangnya (jaraknya berjauhan), maka
berkatalah malaikat: “Dan untukmu pun seperti itu”. (HR. Muslim)
2. Menutup
Aurat
Allah
swt berfirman
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلنَّبِيُّ قُل لِّأَزۡوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ يُدۡنِينَ
عَلَيۡهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّۚ ذَٰلِكَ أَدۡنَىٰٓ أَن يُعۡرَفۡنَ فَلَا
يُؤۡذَيۡنَۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّحِيمٗا ٥٩
Artinya : “Hai Nabi, Katakanlah kepada istri-istrimu,
anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin:”Hendaklah mereka
mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka
lebih mudah untuk kenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab (33): 59)
Hadis
Rasulullah saw
“Wanita
itu adalah aurat.Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata
laki-laki”.(HR. Tirmidzi)
3. Menjaga
Kemaluan
Allah
swt. Berfirman
قُل
لِّلۡمُؤۡمِنِينَ يَغُضُّواْ مِنۡ أَبۡصَٰرِهِمۡ وَيَحۡفَظُواْ فُرُوجَهُمۡۚ
ذَٰلِكَ أَزۡكَىٰ لَهُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِيرُۢ بِمَا يَصۡنَعُونَ ٣٠
Artinya :“Katakanlah kepada orang laki-laki yang
beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah maha
mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS. An-Nur (24): 30)
4. Menundukan
Pandangan
Rasulullah
Saw bersabda:
“Dari
Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. Beliau bersabda: “telah ditentukan bagi anak
adam (manusia) bagian zinanya. Dimana ia pasti mengerjakannya. Zina kedua mata
adalah melihat, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah
berbicara, zina tangan adalah memukul, zina kaki adalah berjalan serta zina
hati adalah bernafsu dan berangan-angan, yang semuanya dibuktikan oleh kemaluan”.(HR.
Bukhari Muslim)
Dalam
hadis lain dari Jabir bin Abdullah ra berkata:
Aku
bertanya kepada Rasullullah saw mngenai pandangan yang tidak di sengaja. Maka
beliau memerintahkan supaya memalingkan pandanganku. (HR. Muslim)
5. Saling
bertanggung jawab
Rasulullah
saw bersabda:
“Seorang
mukmin terhadap orang mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan, yang
bagian-bagian saling menguatkan satu sama lain”. (HR. Bukhari)
c.
Larangan
dalam bergaul dengan lawan jenis
1. Berkhalwat
Dalam
hal ini melalui Uqbah Ibn Amir, Rasulullah saw bersabda:
“Bahwasanya
Rasulullah saw. Bersabda: janganlah kamu masuk ke kamar-kamar perempuan.
Seorang laki-laki Anshar berkata: Ya Rasulullah terangkan padaku bagaimana
hukum masuk ke dalam kamar ipar perempuan. Nabi menjawab; ipar itu adalah
kematian kebinasaan”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari
Umar bin Khattab bahwasanya Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah
salah seorang diantara kalian berduaan dengan seorang wanita (yang bukan
mahramnya) karena setan adalah orang ketiganya, maka barang siapa yang bangga
dengan kebaikannya dan sedih dengan keburukannya maka dia adalah seorang yang
mukmin”. (HR. Ahmad)
2. Melakukan
pembauran (ikhtilat) dengan lawan jenis
Allah
swt berfirman:
“Dan
janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji,dan suatu jalan yang buruk”.(QS. Al-Isra (17):32)
3. Bersolek
berlebihan
Dalam
hal ini Allah swt berfirman:
وَقَرۡنَ
فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجۡنَ تَبَرُّجَ ٱلۡجَٰهِلِيَّةِ ٱلۡأُولَىٰۖ
وَأَقِمۡنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعۡنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓۚ
إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذۡهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجۡسَ أَهۡلَ ٱلۡبَيۡتِ
وَيُطَهِّرَكُمۡ تَطۡهِيرٗا ٣٣
Artinya “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan
janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang
dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan
Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu
sebersih-bersihnya”. (QS. Al Ahzab (33):33)
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Secara garis besar
pergaulan itu dapat dilihat dari beberapa lapisan, diantaranya yaitu kepada
sosok yang usianya lebih muda dan lebih jurang keburukannya dibandingkan kita yang
lebih tua.
Islam memberikan batasan
pergaulan antara lawan jenis, diantaranta :
1. Haram duduk berduua (berkhalwat) dengan perempuan bukan
mahram.
2. Haram melihat perempuan bukan muhrim.
B.
Saran
1. Sayangi adik-adik atau orang yang lebih muda dari kita
dan berikan contoh yang lebih baik dengannya.
2. Pelajarai adab bergaul dengan lawan jenis supaya kita
tahu batasan-batasannya.
DAFTAR PUSTAKA
Tag :
makalah
0 Komentar untuk "Makalah Adab Pergaulan dalam Islam dengan yang Lebih Muda dan Lawan Jenis"