manfaat nikah di usia muda
1. Pasangan lebih bahagia
Menurut laporan National Marriage Project's 2013 di Amerika Serikat (AS), persentase tertinggi orang yang merasa sangat puas dengan kehidupan pernikahan adalah mereka yang menikah di usia 20-28 tahun.
Sementara wanita yang menggambarkan pernikahan mereka sangat bahagia paling banyak dialami wanita yang menikah pada usia 24-26 tahun. Sebelumnya sebuah studi pada 2010 menemukan, pernikahan dengan kualitas tertinggi dirasakan pada mereka yang menikah di usia 22-25 tahun.
2. Pasangan pria berpenghasilan lebih tinggi
Analisis data survei masyarakat Amerika 2008-2010 mengungkap, para suami yang menikah di usia 20-an akan memiliki tingkat pendapatan tertinggi ketika usia mereka menginjak pertengahan 30-an. Ahli menemukan, pria menikah memiliki keuntungan lebih besar daripada rekan mereka yang lajang bahkan bila memasukkan faktor seperti usia dan pendidikan.
3. Menikmati lebih banyak bercinta
Pasangan yang menikah di usia 20-an cenderung berhubungan seks lebih sering daripada mereka yang menikah lebih lambat. Dalam studinya pada 2011, Dana Rotz dari Harvard University menulis, menunda usia menikah empat tahun terkait dengan penurunan satu hubungan seks dalam sebulan. Secara keseluruhan, pasangan menikah lebih sering menikmati sesi intim daripada lajang.
4. Minum minuman beralkohol lebih sedikit
Studi 2012 dalam Journal of Health and Social Behavior menemukan bahwa pria dewasa yang menikah di usia muda lebih jarang minum alkohol daripada mereka yang tak memiliki hubungan serius.
"Pernikahan cenderung meningkatkan rasa tanggung jawab dan kewajiban sosial yang tak terlalu tinggi sehingga orang lebih jarang mabuk," tulis peneliti.
Menghindari alkohol memiliki manfaat kesehatan antara lain menurunkan berat badan, tidur lebih baik, kulit lebih sehat dan mengurangi risiko beberapa jenis kanker.
5. Tak ada keuntungan menunda pernikahan
Jika Anda merasa siap untuk berumah tangga, segera laksanakan niat itu. Penelitian mengatakan bahwa tidak ada keuntungan menunda pernikahan dengan alasan belum siap.
Studi pada 2010 oleh sosiolog Norval Glenn dan Jeremy Uecker menyatakan, usia 25 atau 35 bukan takaran seseorang merasa siap menjalani biduk rumah tangga. Selain itu, menunda pernikahan hingga di atas pertengahan usia 20-an mengakibatkan hilangnya sebagian manfaat emosional dan kesehatan masa dewasa muda yang diperoleh dari pernikahan.
1. Pasangan lebih bahagia
Menurut laporan National Marriage Project's 2013 di Amerika Serikat (AS), persentase tertinggi orang yang merasa sangat puas dengan kehidupan pernikahan adalah mereka yang menikah di usia 20-28 tahun.
Sementara wanita yang menggambarkan pernikahan mereka sangat bahagia paling banyak dialami wanita yang menikah pada usia 24-26 tahun. Sebelumnya sebuah studi pada 2010 menemukan, pernikahan dengan kualitas tertinggi dirasakan pada mereka yang menikah di usia 22-25 tahun.
2. Pasangan pria berpenghasilan lebih tinggi
Analisis data survei masyarakat Amerika 2008-2010 mengungkap, para suami yang menikah di usia 20-an akan memiliki tingkat pendapatan tertinggi ketika usia mereka menginjak pertengahan 30-an. Ahli menemukan, pria menikah memiliki keuntungan lebih besar daripada rekan mereka yang lajang bahkan bila memasukkan faktor seperti usia dan pendidikan.
3. Menikmati lebih banyak bercinta
Pasangan yang menikah di usia 20-an cenderung berhubungan seks lebih sering daripada mereka yang menikah lebih lambat. Dalam studinya pada 2011, Dana Rotz dari Harvard University menulis, menunda usia menikah empat tahun terkait dengan penurunan satu hubungan seks dalam sebulan. Secara keseluruhan, pasangan menikah lebih sering menikmati sesi intim daripada lajang.
4. Minum minuman beralkohol lebih sedikit
Studi 2012 dalam Journal of Health and Social Behavior menemukan bahwa pria dewasa yang menikah di usia muda lebih jarang minum alkohol daripada mereka yang tak memiliki hubungan serius.
"Pernikahan cenderung meningkatkan rasa tanggung jawab dan kewajiban sosial yang tak terlalu tinggi sehingga orang lebih jarang mabuk," tulis peneliti.
Menghindari alkohol memiliki manfaat kesehatan antara lain menurunkan berat badan, tidur lebih baik, kulit lebih sehat dan mengurangi risiko beberapa jenis kanker.
5. Tak ada keuntungan menunda pernikahan
Jika Anda merasa siap untuk berumah tangga, segera laksanakan niat itu. Penelitian mengatakan bahwa tidak ada keuntungan menunda pernikahan dengan alasan belum siap.
Studi pada 2010 oleh sosiolog Norval Glenn dan Jeremy Uecker menyatakan, usia 25 atau 35 bukan takaran seseorang merasa siap menjalani biduk rumah tangga. Selain itu, menunda pernikahan hingga di atas pertengahan usia 20-an mengakibatkan hilangnya sebagian manfaat emosional dan kesehatan masa dewasa muda yang diperoleh dari pernikahan.
0 Komentar untuk "nikah di usia muda"