Mubtada adalah isim marfu yang umumnya terletak pada awal jumlah.
Adapun khobar adalah isim yang menyempurnakan makna mubtada.
Contoh :
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ (muhammadun rosulullah)=Muhammad adalah rosulullah
Kata مُحَمَّدٌ marfu’ dengan tanda dhommah yang merupakan isim mufrod, sebagai mubtada.
Kata رَسُوْلُ marfu’ dengan tanda dhommah yang merupakan isim mufrod, sebagai khobar.
القُرْءَانُ حُجَّةٌ لَكَ (alqur aanu hujjatun laka)=alquran adalah hujjah bagimu
Ketentuan-ketentuan mubtada dan khobar
1. Mubtada bisa berupa isim mu’rob atau mabni
Contoh :
الحَلاَلُ بَيِّنٌ (alhalaalu bayyinun)=segala yang halal itu sudah jelas
Kata الحَلاَلُ marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai mubtada.
أَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ (anta rosuulullahi)=kamu adalah rosulullah
Kata أَنْتَ mabni dengan fathah, isim dhomir sebagai mubtada.
2. Khobar bisa berupa
- Mufrod (bukan jumlah)
Contoh :
الْكِتَابُ جَدِيْدٌ (alkitaabu jadiidun)=kitab itu baru
Kata جَدِيْدٌ marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai khobar.
- Jumlah ismiyyah
Contoh :
الْبَيْتُ بَابُهُ كَبِيْرٌ (albaitu baabuhu kabiirun)=rumah itu pintunya besar
Jumlah بَابُهُ كَبِيْرٌ merupakan jumlah ismiyyah, I’rob dari jumlah ini adalah fii mahalli rof’in (menempati kedudukan rofa), sebagai khobar. (ingat ini I’rob dari keseluruhan jumlah ismiyyah, jika dipisah perkatanya maka بَابُ marfu sebagai mubtada sedangkan كَبِيْرٌ marfu sebagai khobar).
- Jumlah fi’liyyah
Contoh :
المَرْأَةُ تَذْهَبُ (almar`atu tadzhabu)=perempuan itu pergi
Jumlah تَذْهَبُ merupakan jumlah fi’liyyah, fii mahalli rof’in (menempati kedudukan rofa) sebagai khobar.
- Susunan huruf jer dan isim majrur (termasuk syibhul jumlah)
Contoh :
اَلْقَلَمُ عَلَى المَكْتَبِ (alqolamu ‘alal maktabi)=pulpen itu di atas meja
Jumlah عَلَى المَكْتَبِ merupakan susunan jer majrur, menempati kedudukan rofa, sebagai khobar.
- Susunan dhorof (kata keterangan) dengan mudhof ilaih (termasuk syibhul jumlah)
Contoh :
اَلأُسْتَاذُ أَمَامَ الْفَصْلِ (alustaadzu amaamal fashli)=ustad itu di depan kelas
Susunan kata أَمَامَ الْفَصْلِ menempati kedudukan rofa, sebagai khobar. (penjelasan mengenai dhorof pada pelajaran selanjutnya).
3. Jika khobar berupa mufrod bukan jumlah, maka mubtada dan khobar harus sama di dalam
- Bilangannya (mufrod, mutsanna atau jama’)
Contoh :
اَلطَّالِبُ نَشِيْطٌ (atthoolibu nasyiithun)=murid itu rajin
الطَّالِبَانِ نَشِيْطَانِ (atthoolibaani nasyiithooni)=2 murid itu rajin
اَلطَّالِبُوْنَ نَشِيْطُوْنَ (atthoolibuuna nasyiithuuna)= para murid itu rajin
- Jenisnya (mudzakkar atau muannast)
Contoh :
الرَّجُلُ قَائِمٌ (arrojulu qooimun)=laki-laki itu berdiri
المَرْأَةُ قَائِمَةٌ (almar`atu qooimatun)=perempuan itu berdiri
4. Khobar boleh didahulukan jika
- Khobar berupa syibhul jumlah dan mubtada berbentuk ma’rifat
Contoh :
فِي الغُرْفَةِ الرَّجُلُ/ الرَّجُلُ فِي الغُرْفَةِ
(fil gurfati arrojulu/arrojulu fil gurfati) =laki-laki itu di dalam rumah
5. Khobar wajib di depan jika
- Khobar berupa isim istifham
Contoh :
أَيْنَ اللهُ ؟ (‘ainallahu)=dimana Allah?
Kata أَيْنَ merupakan khobar yang wajib didahulukan, dan dinamakan khobar muqoddam.
- Khobar berupa syibhul jumlah dan mubtada berupa isim nakiroh yang tidak disifati dan tidak disandarkan.
Contoh :
مَعَ العُسْرِ يُسْرٌ (ma’al ‘usri yusrun)=bersama kesulitan ada kemudahan
Kata يُسْرٌ merupakan mubtada yang wajib diakhirkan, dan dinamakan mubtada muakhkhor.
- Khobar berupa isim isyarah yang menunjukkan tempat
Contoh :
هُنَا كِتَابُكَ (hunaa kitaabuka)=disana kitabmu
Kata هُنَا merupakan khobar yang wajib didahulukan.
Catatan:
Diantara faidah mengetahui mubtada dan khobar adalah ketika khobar yang boleh diakhirkan namun didahulukan atas mubtada, maka menunjukkan sesuatu hal yang khusus atau pembatasan.
Hal ini sebagaimana dalam contoh :
Namun jika kita mengartikan dengan kaidah di atas, kita dapatkan bahwa dengan mendahulukan khobar dari mubtada, akan menunjukkan pembatasan, sehingga arti yang benar dari jumlah di atas adalah "dan hanya kepunyaan Allah lah nama-nama yang husna"
Adapun khobar adalah isim yang menyempurnakan makna mubtada.
Contoh :
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ (muhammadun rosulullah)=Muhammad adalah rosulullah
Kata مُحَمَّدٌ marfu’ dengan tanda dhommah yang merupakan isim mufrod, sebagai mubtada.
Kata رَسُوْلُ marfu’ dengan tanda dhommah yang merupakan isim mufrod, sebagai khobar.
القُرْءَانُ حُجَّةٌ لَكَ (alqur aanu hujjatun laka)=alquran adalah hujjah bagimu
Ketentuan-ketentuan mubtada dan khobar
1. Mubtada bisa berupa isim mu’rob atau mabni
Contoh :
الحَلاَلُ بَيِّنٌ (alhalaalu bayyinun)=segala yang halal itu sudah jelas
Kata الحَلاَلُ marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai mubtada.
أَنْتَ رَسُوْلُ اللهِ (anta rosuulullahi)=kamu adalah rosulullah
Kata أَنْتَ mabni dengan fathah, isim dhomir sebagai mubtada.
2. Khobar bisa berupa
- Mufrod (bukan jumlah)
Contoh :
الْكِتَابُ جَدِيْدٌ (alkitaabu jadiidun)=kitab itu baru
Kata جَدِيْدٌ marfu dengan dhommah, isim mufrod sebagai khobar.
- Jumlah ismiyyah
Contoh :
الْبَيْتُ بَابُهُ كَبِيْرٌ (albaitu baabuhu kabiirun)=rumah itu pintunya besar
Jumlah بَابُهُ كَبِيْرٌ merupakan jumlah ismiyyah, I’rob dari jumlah ini adalah fii mahalli rof’in (menempati kedudukan rofa), sebagai khobar. (ingat ini I’rob dari keseluruhan jumlah ismiyyah, jika dipisah perkatanya maka بَابُ marfu sebagai mubtada sedangkan كَبِيْرٌ marfu sebagai khobar).
- Jumlah fi’liyyah
Contoh :
المَرْأَةُ تَذْهَبُ (almar`atu tadzhabu)=perempuan itu pergi
Jumlah تَذْهَبُ merupakan jumlah fi’liyyah, fii mahalli rof’in (menempati kedudukan rofa) sebagai khobar.
- Susunan huruf jer dan isim majrur (termasuk syibhul jumlah)
Contoh :
اَلْقَلَمُ عَلَى المَكْتَبِ (alqolamu ‘alal maktabi)=pulpen itu di atas meja
Jumlah عَلَى المَكْتَبِ merupakan susunan jer majrur, menempati kedudukan rofa, sebagai khobar.
- Susunan dhorof (kata keterangan) dengan mudhof ilaih (termasuk syibhul jumlah)
Contoh :
اَلأُسْتَاذُ أَمَامَ الْفَصْلِ (alustaadzu amaamal fashli)=ustad itu di depan kelas
Susunan kata أَمَامَ الْفَصْلِ menempati kedudukan rofa, sebagai khobar. (penjelasan mengenai dhorof pada pelajaran selanjutnya).
3. Jika khobar berupa mufrod bukan jumlah, maka mubtada dan khobar harus sama di dalam
- Bilangannya (mufrod, mutsanna atau jama’)
Contoh :
اَلطَّالِبُ نَشِيْطٌ (atthoolibu nasyiithun)=murid itu rajin
الطَّالِبَانِ نَشِيْطَانِ (atthoolibaani nasyiithooni)=2 murid itu rajin
اَلطَّالِبُوْنَ نَشِيْطُوْنَ (atthoolibuuna nasyiithuuna)= para murid itu rajin
- Jenisnya (mudzakkar atau muannast)
Contoh :
الرَّجُلُ قَائِمٌ (arrojulu qooimun)=laki-laki itu berdiri
المَرْأَةُ قَائِمَةٌ (almar`atu qooimatun)=perempuan itu berdiri
4. Khobar boleh didahulukan jika
- Khobar berupa syibhul jumlah dan mubtada berbentuk ma’rifat
Contoh :
فِي الغُرْفَةِ الرَّجُلُ/ الرَّجُلُ فِي الغُرْفَةِ
(fil gurfati arrojulu/arrojulu fil gurfati) =laki-laki itu di dalam rumah
5. Khobar wajib di depan jika
- Khobar berupa isim istifham
Contoh :
أَيْنَ اللهُ ؟ (‘ainallahu)=dimana Allah?
Kata أَيْنَ merupakan khobar yang wajib didahulukan, dan dinamakan khobar muqoddam.
- Khobar berupa syibhul jumlah dan mubtada berupa isim nakiroh yang tidak disifati dan tidak disandarkan.
Contoh :
مَعَ العُسْرِ يُسْرٌ (ma’al ‘usri yusrun)=bersama kesulitan ada kemudahan
Kata يُسْرٌ merupakan mubtada yang wajib diakhirkan, dan dinamakan mubtada muakhkhor.
- Khobar berupa isim isyarah yang menunjukkan tempat
Contoh :
هُنَا كِتَابُكَ (hunaa kitaabuka)=disana kitabmu
Kata هُنَا merupakan khobar yang wajib didahulukan.
Catatan:
Diantara faidah mengetahui mubtada dan khobar adalah ketika khobar yang boleh diakhirkan namun didahulukan atas mubtada, maka menunjukkan sesuatu hal yang khusus atau pembatasan.
Hal ini sebagaimana dalam contoh :
وَللهِ اْلأَسْمَآءُ الْحُسْنَى
Jika diartikan secara bahasa, "dan kepunyaan Allah lah nama-nama yang husna".Namun jika kita mengartikan dengan kaidah di atas, kita dapatkan bahwa dengan mendahulukan khobar dari mubtada, akan menunjukkan pembatasan, sehingga arti yang benar dari jumlah di atas adalah "dan hanya kepunyaan Allah lah nama-nama yang husna"
0 Komentar untuk "pengertian mubtada"