CABANG-CABANG ILMU HADITS
1. ILMU RIJALIL HADITS
Ialah :
“Ilmu yang membahas tentang para perawi hadits, baik dari para sahabat, dari tabi’in, maupun dari angkatan-angkatan sesudahnya..”
Ilmu ini dipelajari dengan seksama karena hadits itu terdiri dari sanad dan matan. Maka mengetahui keadaan para perawi yang menjadi sanad.
2. ILMU JARIHIWATTA’ADIL
Ialah :
“ Ilmu yang menerangkan tentang hal-hal cacat yang dihadapkan kepada para perawi dan tentang pentakdilanya (memandang adil para perawi) dengan mamakai kata-kata yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu.”
3. ILMU FANNAL MUBHAMAT
Ialah:
“ Ilmu untuk mengetahui nama-nama orang yang tidak disebut didalam matan atau didalam sanat.”
4. ILMU TASHIF WATTAHRIF
Ialah:
“ Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dirubah titiknya (yang dinamai mushaf) dan bentuknya yang dinamai muharraf.”
5. ILMU ILALIL HADITS
Ialah:
“ Ilmu yang menerangkan sebab–sebab yang tersembunyi, tidak nyata yang dapat merusak hadits.”
6. ILMU GHORIBIL HADITS
Ialah:
“ Ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar diketahui makananya dan kurang terpakai oleh umum.”
7. ILMU NASKH WAL MANSUKH
Ialah:
“ Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dimansukhkan dan yang menasikhkanya.”
8. ILMU ASBABI WURUDIL HADITS
Ialah:
“Ilmu yang menerangkan sebab-sebab nabi menuturkan sabdanya dan masa-masa nabi menuturkan itu.”
9. ILMU TALFIQIL HADITS
Ialah:
“ Ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antara hadits-hadits yang berlawanan lahirnya.”
10. ILMU MUSTHALAH AHLI HADITS
Ialah:
“ Ilmu yang menrangkan pengertian-pengertian (istilah-istilah yang dipakai oleh ahli-ahli hadits).”
SANAD DAN MATAM HADITS
Didalam penilaian kualitas hadits , unsur sanad dan matan adalah sangat menetukan. Oleh karenanya, yang menjadi obyek kajian dalam penelitian hadits adalah kedua unsur tersebut. Yaitu sanad dan matan.
A. PENGERTIAN SANAD HADITS
Sanad secara bahasa artinya al-mu’tamad yaitu yang dipegang (yang kuat) yang bias dijadikan pegangan.
Sedangkan menurut istilah yaitu:
“jalan yang menyampaikan kepada matan hadits.”
Dilihat dari suatu hadits terlihat adanya silsilah para perawi yang membawa kita sampai kepada matan hadits, yaitu Bukhori, Muhammad ibn al-Mustanna, Abd al-Wahhab, al-Tsahafi, Ayyub, Abi Qilabah, dan Anas RA.
Raingkaian nama-nama itulah yang disebut dengan sanad dari suatu hadits.
MAsing-masing orang yang menyampaikan suatu hadits secara sendirian, disebut dengan rawi (perawi/periwayat) yaitu orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang.
Misalnya hadits yang diriwayatkan oleh beberapa orang perawi yairtu:
1. Anas Ra. sebagai perawi pertama
2. Abi Qilabah sebagai perawi kedua
3. Ayyub sebagai perawi ketiga
4. Abd al wahab al-tsaqofi sebagai perawi keempat
5. Muhammad ibn al-Mutsana sebagai perawi kelima
6. Bukhori sebagai perawi keenam atau perawi terakhir
Apabila kita melihat dari segi sanad yaitu jalan yang menyampaikan kita kepada matan hadits maka adalah urutanya sebagai berikut:
1. Muhammad ibn al-Mutsanna sebagai sanad pertama atau awwal al-sanad
2. Abd al wahab al-tsaqofi sebagai sanad kedua
3. Ayyub sebagai sanad ketiga
4. Abi Qilabah sebagai sanad keempat
5. Anas Ra. sebagai sanad kelima atau akhir sanad
Dengan demikian berdasarkan sejarah periwayatanya hadits, perawi mulai ditingkatkan sahabat sampai kepada ulama hadits masa pembukuan hadits, telah melakukan pendokumentasian hadits melalui hafalan dan tulisan.
1. ILMU RIJALIL HADITS
Ialah :
“Ilmu yang membahas tentang para perawi hadits, baik dari para sahabat, dari tabi’in, maupun dari angkatan-angkatan sesudahnya..”
Ilmu ini dipelajari dengan seksama karena hadits itu terdiri dari sanad dan matan. Maka mengetahui keadaan para perawi yang menjadi sanad.
2. ILMU JARIHIWATTA’ADIL
Ialah :
“ Ilmu yang menerangkan tentang hal-hal cacat yang dihadapkan kepada para perawi dan tentang pentakdilanya (memandang adil para perawi) dengan mamakai kata-kata yang khusus dan tentang martabat-martabat kata-kata itu.”
3. ILMU FANNAL MUBHAMAT
Ialah:
“ Ilmu untuk mengetahui nama-nama orang yang tidak disebut didalam matan atau didalam sanat.”
4. ILMU TASHIF WATTAHRIF
Ialah:
“ Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dirubah titiknya (yang dinamai mushaf) dan bentuknya yang dinamai muharraf.”
5. ILMU ILALIL HADITS
Ialah:
“ Ilmu yang menerangkan sebab–sebab yang tersembunyi, tidak nyata yang dapat merusak hadits.”
6. ILMU GHORIBIL HADITS
Ialah:
“ Ilmu yang menerangkan makna kalimat yang terdapat dalam matan hadits yang sukar diketahui makananya dan kurang terpakai oleh umum.”
7. ILMU NASKH WAL MANSUKH
Ialah:
“ Ilmu yang menerangkan hadits-hadits yang sudah dimansukhkan dan yang menasikhkanya.”
8. ILMU ASBABI WURUDIL HADITS
Ialah:
“Ilmu yang menerangkan sebab-sebab nabi menuturkan sabdanya dan masa-masa nabi menuturkan itu.”
9. ILMU TALFIQIL HADITS
Ialah:
“ Ilmu yang membahas tentang cara mengumpulkan antara hadits-hadits yang berlawanan lahirnya.”
10. ILMU MUSTHALAH AHLI HADITS
Ialah:
“ Ilmu yang menrangkan pengertian-pengertian (istilah-istilah yang dipakai oleh ahli-ahli hadits).”
SANAD DAN MATAM HADITS
Didalam penilaian kualitas hadits , unsur sanad dan matan adalah sangat menetukan. Oleh karenanya, yang menjadi obyek kajian dalam penelitian hadits adalah kedua unsur tersebut. Yaitu sanad dan matan.
A. PENGERTIAN SANAD HADITS
Sanad secara bahasa artinya al-mu’tamad yaitu yang dipegang (yang kuat) yang bias dijadikan pegangan.
Sedangkan menurut istilah yaitu:
“jalan yang menyampaikan kepada matan hadits.”
Dilihat dari suatu hadits terlihat adanya silsilah para perawi yang membawa kita sampai kepada matan hadits, yaitu Bukhori, Muhammad ibn al-Mustanna, Abd al-Wahhab, al-Tsahafi, Ayyub, Abi Qilabah, dan Anas RA.
Raingkaian nama-nama itulah yang disebut dengan sanad dari suatu hadits.
MAsing-masing orang yang menyampaikan suatu hadits secara sendirian, disebut dengan rawi (perawi/periwayat) yaitu orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang.
Misalnya hadits yang diriwayatkan oleh beberapa orang perawi yairtu:
1. Anas Ra. sebagai perawi pertama
2. Abi Qilabah sebagai perawi kedua
3. Ayyub sebagai perawi ketiga
4. Abd al wahab al-tsaqofi sebagai perawi keempat
5. Muhammad ibn al-Mutsana sebagai perawi kelima
6. Bukhori sebagai perawi keenam atau perawi terakhir
Apabila kita melihat dari segi sanad yaitu jalan yang menyampaikan kita kepada matan hadits maka adalah urutanya sebagai berikut:
1. Muhammad ibn al-Mutsanna sebagai sanad pertama atau awwal al-sanad
2. Abd al wahab al-tsaqofi sebagai sanad kedua
3. Ayyub sebagai sanad ketiga
4. Abi Qilabah sebagai sanad keempat
5. Anas Ra. sebagai sanad kelima atau akhir sanad
Dengan demikian berdasarkan sejarah periwayatanya hadits, perawi mulai ditingkatkan sahabat sampai kepada ulama hadits masa pembukuan hadits, telah melakukan pendokumentasian hadits melalui hafalan dan tulisan.
0 Komentar untuk "cabang-cabang hadis"