A. Pengertian Supervisi Pendidikan
Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor
20 Tahun 2003 tentang sitem pendidikan nasional, pendidikan adalah sadar dan
terencana dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses.
Pembelajaran aagar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan adalah suatu usaha sadar, teratur,
dan sistematis dilakukan oleh orang-orang yang diserai tanggungjawab untuk
mempengaruhi ana agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan cita-cita
pendidkan. (indrakusuma:1973)
Pendidikan adalah aktifitas dan usaha manusia
untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potnsi-potensi
pribadinya, yaitu: rohani (pikiran, karsa rasa, cipta, dan budi nuran) dan
jasmani (panca indera, serta keterampilan-keterampilan). (Tim Dosen FIP-IKIP
Malang: 1980)
Menurut (Burhanudin: 2007) supervisi pendidikan
adalah segenap bantuan yang diberikan oleh seseorang dalam mengembangkan
situasi belajar mengajar di sekolah ke arah yang lebih baik.
Menurut (Hariwung: 1989) supervisi pendidikan
adalah usaha untuk mendorong, mengkoordinasikan dan menuntun pertumbuhan
guru-guru secara individual maupun secara berkelompok, di dalam
pengertian yang lebih berkesinambungan baik dan tindakan yang lebih efektif
dalam sekalan funsi pengajaran sedemikian sehingga mereka dapat lebih mampu
untuk mendorong dan menuntun prtumbuhan tiap siswa secara berkesinambungan pula
menuju partisipasi yang paling cerdas dan kaya di dalam kehidupan masyarakat
modern.
Menurut (Wijono:1989) supervisi pendidikan
adalah usaha-usaha berupa bantuan dan pelayanan pendidikan kepada guru-guru
sebagai supervisee, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang untuk
menjadikan situasi belajar-mengajar menjadi lebih baik. Selanjutnya situasi
belajar dan mengajar yang makin menjadi lebih baik itu akan lebih menyempurnakan
tercapainya tujuan pendidikan.
Jadi supervise pendidikan adalah pemberian
bantuan dan pelayanan dalam pendidikan kepada segenap guru dan staf sekolah,
sehingga mereka dapat tumbuh untuk menjadikan situasi belajar menjadi lebih
baik.
B. Tujuan Supervisi
Menurut (Sahertian dan Mahateru: 2000) tujuan
supervisi adalah mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Usaha
kearah perbaikan belajar-mengajar di tujukan kepada pencapaian tujuan akir dari
pendidiakn yaitu, pembentukan pribadi anak secara maksimal.
Secara operasional dapat dikemukakan
beberaapa tujuan konkrit dari supervisi pendidikan:
v Membantu
guru-guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan,
v Membantu
guru-guru dalam membimbing pengalaman murid-murid,
v Membantu
guru-guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar,
v Membantu
guru-guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pelajaran modern,
v Membantu
guru-guru dalam memenuhi kebutuhan belajr urid-murid,
v Membantu
guru-guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka,
v Membantu
guru-guru dalam hal menilai kemajuan murid-murid dan hasil pekerjaan guru itu
sendiri,
v Membantu
guru-guru baru di sekolah sehingga mereka merasa gembira dengan tugas di
perolehnya,
v Membantu
guru-guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan
cara-cara menggunakan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.
v Membantu
guru-guru agar waktu dan tenaga guru tercurahkan sepenuhnya dalam pembinaan
sekolah.
Kemudian Menurut (Soepardi: 1988) tujuan umum
supervisi pendidikan adalah memperbaiki situasi belajar dan mengajar, baik
situasi belajar para siswa maupun situasi mengajar para guru. Sedangkan, tujuan
khusus supervisi pendidikan yaitu :
ü Membantu guru
memiliki kemampuan yang lebih tinggi di dalam pendidikan terhadap murid-muridnya.
ü Membantu guru
–guru untuk menyadari akan problema-problema yang menyangkut kebutuhan
merid-murid dan berusaha untuk menanggulanginya;
ü Membantu
guru-guru sehingga mereka dapat menilai kegiatannya sendiri.
ü d. Membantu
guru-guru untuk menyadari dan menyaring kritik-kritik dari masyarakat (yang
biasanya kurang sehat), sebab tidak selalu kritik-kritik tersebut bersifat
konstruktif.
ü Membantu
guru-guru untuk menyadari pentingnya tata kerja yang kooperatif dan demokratik.
ü Mendorong para
guru sehingga mereka berkemauan mengembangkan dan meningkatkan ambisi
profesionalnya.
ü Membantu
guru-guru untuk mengambil keuntungan dari berbagai pengalamannya secara
maksimal, pengalaman mana baik yang merupakan keberhasilan maupun yang
merupakan kegagalan.
ü Menolong para
guru dan karyawan baru mengenal situasi dan kondisilapangan (sekolah).
ü Membantu para
guru mempopulerkan sekolah kepada masyarakat.
ü Mendorong para
guru memiliki sikap collegial diantara sesama rekan sejawat agar kerjasama
lebih bisa ditingkatkannya.
C. Teknik-teknik Supervisi Pendidikan
Menurut Sahertian ada beberapa teknik supervisi
pendidikan sebagai berikut:
1.
Teknik yang Bersifat Individual
Teknik supervise pendidikan yang bersifat
individual antara lain perkunjungan kelas, observasi kelas, percakapan pribadi,
saling mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri. Teknik-teknik itu antara
lain:
a.
Perkunjungan kelas (Classroom
Visitation)
Kepala sekolah datang ke kelas di mana guru
sedang mengajar, dengan mengadakan peninjauan terhadap suasana belajar di kelas
itu yang disebut perkunjungan kelas. Tujuannya adalah menolong guru-guru dalam
hal pemecahan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi. Lebih mengutamakan
mempelajari sifat dan kualitas cara belajar anak dan bagaimana guru membimbing
murid-muridnya. Fungsinya adalah sebagai alat untuk memajukan cara mengajar,
belajar dan cara mengajar yang baru. Adapun jenis perkunjungan kelas
sebagai berikut:
v Perkunjungan
Tanpa Diberitahukan Sebelumnya (unannounced visition),seorang
supervisor secara tiba-tiba datang ke kelas sementara guru mengajar.
Perkunjungan secara tiba-tiba ini dapat berdampak positif dan negatif.
Dampak positif:
Supervisor dapat mengetahui keadaan yang
sesungguhnya, sehingga ia dapat menentukan sumbangan apakah yang diperlukan
oleh guru tersebut. Bagi guru, kunjungan yang tiba-tiba merupakan suatu latihan
dalam melaksanakan tugas mengajar, agar setiap guru mempersiapkan diri.
Dampak negatif:
Dapat mengakibatkan guru menjadi bingung karena
ia berprasangka bahwa pekerjaannya akan dinilai, juga bagi guru-guru yang
kurang senang dikunjungi akan beranggapan bahwa supervisi datang untuk
kesalahan saja, sehingga mengakibatkan timbulnya hubungan yang kurang baik
antara guru dan supervisor.
v Perkunjungan
dengan Memberitahukan (announced visition), ada perkunjungan
yang berdasarkan jadwal yang telah direncanakan dan diberikan kepada tiap
sekolah yang akan dikunjungi. Perkunjungan ini berdampak positif dan negatif.
Dampak positif:
Ada pembagian waktu yang merata bagi pelaksanaan
supervisi terhadap semua guru yang memerlukannya.
Dampak negatif:
Ada kemungkinan pengurangan kesempatan
bagi guru-guru yang lebih banyak membutuhkan supervisi. Keterbatasan
waktu yang ditentukan itu menekan guru yang bersangkutan harus menunggu giliran
berikutnya.
v Perkunjungan
Atas Dasar Undangan guru (visits upon invitation), seorang
guru bermaksud mengundang seorang pembina sekolah atau Kepala Sekolah untuk
mengunjungi kelasnya. Perkunjungan ini berdampak positif dan negatif.
Dampak positif:
Supervisi akan dapat memperoleh pengalaman
belajar mengajar yang mungkin ia sendiri belum dimilikinya. Bagi guru sudah
tentu akan memperoleh pertolongan yang lebih banyak sehingga dengan demikian ia
dapat menilai cara mengajarnya sendiri.
Dampak negatif:
Ada kemungkinan terjadi manipulasi tingkah laku
dari pihak guru-guru dengan membuat suasana yang tidak wajar.
b.
Observasi Kelas (Classroom Observation)
Dalam melaksanakan perkunjungan supervisor
mengadakan observasi, meneliti suasana kelas selama pelajaran berlangsung.
Adapun jenis observasi, sebagai berikut:
·
Observasi langsung (directed observation),
seorang guru yang sedang mengajar diobservasi langsung oleh supervisor dan
berada bersama-sama dalam kelas.
·
Observasi tidal langsung (indirect
observation), orang yang mengobservasi dibatasi oleh ruang kaca di mana
murid-murid tidak mengetahuinya.
c.
Percakapan Pribadi (Individual Conference)
Percakapan pribadi antara seorang supervisor
dengan seorang guru yang keduanya berusaha berjumpa dalam pengertian tenteng mengajar
yang baik.
d.
Saling Mengunjungi kelas (Intervisitation)
Saling mengunjungi antara guru yang satu kepada
yang lain ketika mengajar. Adapun jenis intervisitation, sebagai berikut:
- Ada kalanya seorang guru mengalami kesulitan dalam hal ini, supervisor mengarahkan dan menyarankan kepada guru tersebut untuk melihat rekan-rekan guru yang lain sedang belajar.
- Jenis yang lain ialah pada kebanyakan sekolah, Kepala Sekolah menganjurkan agar guru-guru saling mengunjungi rekan-rekan di kelas atau di sekola lain.
e.
Menilai Diri Sendiri (Self Evaluation Check
List)
Salah satu tugas yang tersukar bagi guru-guru
ialah melihat kemampuan diri sendiri dalam menyajikan bahan pelajaran. Untuk
mengukur kemampuan mengajarnya, di samping menilai murid-muridnya, juga
penilaian terhadap diri sendiri merupakan teknik yang dapat membantu guru dalam
pertumbuhannya.
2.
Teknik yang Bersifat Kelompok
Teknik yang bersifat kelompok ialah
teknik-teknik yang digunakan untuk dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor
dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. Teknik-teknik itu antara lain:
a)
Pertemuan Orientasi Bagi Guru Baru (Orientation
Meeting for New Teacher)
Pertemuan ini merupakan salah satu dari
pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana
kerja yang baru. Hal-hal yang disajikan dalam pertemuan orientasi in i
meliputi:
- Sistem kerja sekolah, dilaksanakan melalui percakapan bersama, yang dapat juga diselingi dengan pengenalan fisik dan saling diskusi bersama.
- Proses, mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
- Biasanya diiringi dengan tanya jawab, penyajian seluruh kegiatan dan situasi sekolah.
- Sering juga pertemuan orientasi ini diikuti dengan tindak lanjut dalam bentuk diskusi kelompok, lokakarya selama beberapa hari, dan sepanjang tahun.
- Ada juga melalui perkunjungan ke tempat-tempat tertentu misalnya pusat-pusat industri, atau objek-objek sumber belajar.
- Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam orientasi ini ialah makan bersama.
- Tempat pertemuan turut mempengaruhi orientasi itu.
- Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru baru itu merasa asing tetapi ia merasa diterima dalam kelompok guru lain.
b)
Panitia Penyelenggara
Suatu kegiatan bersama biasanya perlu
diorganisasikan. Untuk mengorganisasikan sesuatu tugas bersama, ditunjukkan
beberapa orang penanggungjawab pelaksana. Panitia ini melaksanakan tugas-tugas
yang diberikan sekolah kepadanya, banyak mendapat pengalaman-pengalaman kerja.
Berdasarkan pengalaman itu guru-guru dapat bertambah dan bertumbuh dalam profesi
mengajarnya.
c)
Rapat Guru
Rapat guru banyak sekali jenisnya, baik dilihat
dari sifatnya, jenis kegiatan, tujuan, maupun orang-orang yang menghadirinya.
Adapun macam-macam rapat guru, sebagai berikut:
- Menurut Tingkatannya:
ü Staff meeting
yaitu rapat guru-guru dalam satu sekolah yang dihadiri oleh seluruh atau
sebagian guru di sekolah tersebut.
ü Rapat guru
bersama dengan orang tua murid dan murid/wakil-wakilnya.
ü Rapat guru
se-kota, se-wilayah, se-rayon, dari sekolah-sekolah yang sejenis dan setingkat.
ü Rapat guru-guru
dari beberapa sekolah yang bertetangga.
ü Rapat Kepala
Sekolah.
- Menurut waktunya:
ü Rapat permulaan
dan akhir tahun
ü Rapat periodic
ü Rapat-rapat
yang bersifat insidental
- Menurut bentuknya:
ü Individual
Conference
ü Diskusi
ü Seminar dan symposium
ü Up-grading
selama satu atau beberapa hari/seminggu.
ü Workshop
d)
Studi Kelompok Antar Guru
Guru-guru dalam mata pelajaran sejenis
berkumpul bersama untuk mempelajari suatu masalah atau sejumlah bahan
pelajaran. Pokok bahasan telah ditentukan dan diperinci dalam garis-garis besar
atau dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan pokok yang telah disusun secara
teratur. Untuk mempelajari bahan-bahan dapat dipergunakan bermacam-macam teknik
komunikasi dan untuk dapat memperkaya pembahasan diperlukan cukup banyak
sumber-sumber buku.
e)
Diskusi Sebagai Proses Kelompok
Pertukaran pendapat tentang sesuatu masalah
untuk dipecahkan bersama. Untuk mengembangkan keterampilan anggoya-anggotanya
dalam mengatasi kesulitan-kesulitan dengan jalan bertukar pikiran.
f)
Tukar Menukar Pengalaman (Sharing of
Experience)
Orang-orang yang sudah berpengalaman melalui
perjumpaan diadakan tukar menukar pengalaman, saling memberi dan menerima,
saling belajar satu dengan yang lain.
g)
Lokakarya (workshop)
Workshop merupakan suatu kegiatan belajar
kelompok yang terdiri dari petugas-petugas pendidikan yang memecahkan problema
yang dihadapi melalui percakapan dan bekerja secara kelompok maupun
bersifat perseorangan.
h)
Diskusi Panel
Suatu bentuk diskusi yang dipentaskan di
hadapan sejumlah partisipan atau pendengar. Untuk memecahkan sesuatu problema
dan para panelist terdiri dari orang-orang yang dianggap ahli dalam lapangan
yang didiskusikan dan untuk menjajaki suatu masalah secara terbuka agar dapat
memperoleh lebih banyak pngetahuan dan pengertian tentang masalah tersebut dari
berbagai sudut pandangan.
i)
Seminar
Bertujuan untuk mengadakan intensifikasi,
integrasi serta aplikasi pngetahuan, pengertian dan ketrampilan para anggota
kelompok dalam satu latian yang intensif dengan mendapat bimbingan yang
intensif pula. Dan untuk memanfaatkan dengan sebaik-baiknya produktifitas yang
berfikir secara kelompok berupa saling tukar pengalaman dan saling kreksi
antara anggota kelompok yang lain.
j)
Simposium
Bertujuan untuk mereorganisasikan pengertian
dan pengetahuan aspek-aspek suatu pokok masalah, atau untuk mengumpulkan dan
memperbandingkan beberapa sudut pandang yang berbeda-beda.
Demonstration Teaching
Supervisor memberi penjelasan kepada guru-guru
tentang mengajar yang baik setelah seorang guru memberikan penjelasan kepada
guru-guru yang dikunjungi sebelumnya. Guru-guru memperhatikan dan sadar akan
tujuan demonstrasi tersebut mencatatnya dengan teliti dan akan mendiskusikan
hal tersebut dengan peninjauan-peninjauan lainnya guru maupun supervisor
setelah demostrasi selesai.
k)
Perpustakaan Jabatan
Perpustakaan yang berisi buku-buku tentang
suatu bidang studi yang sangat memperkaya pengetahuan dan pengalaman guru
sehingga ia bertumbuh dalam profesi mengajar.
l)
Membaca Langsung (Drected Reading)
Teknik ini sangat menolong guru untuk
meningkatkan pengalaman belajar mereka dan meningkatkan kegairahan membaaca di
kalangan guru. Mengikuti kursus sebenaarnya bukan suatu teknik melainkan suatu
alat yang dapat membantu guru mengembangkan pengetahuan profesi mengajar dan
menambah ketrampilan guru dalam melengkapi profesi mereka.
m)
Organisasi jabatan (professional
Organization)
Kelompok jabatan yang di organisir sesuai
dengan minat dan masalah yang disukai menjadi salah satu yang paling kuat
pengaruhnya untuk inservice training baik dipusat maupun di daerah.
n)
Curiculum Laboratory
Tempat yang dijadikan pusat kegiatan di mana
guru-guru memperoleh sumber-sumber materi untuk menambah pengalaman mereka
dalam rangka programinservice education.
Daftar Kepustakaan
Ø Dkk,
Burhanudin. 2007. Supervisi Pendidikan Dan Pengajaran. Malang: FIP
UM
Ø Hariwung.
1989. Supervisi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Dikti
Ø Indrakusuma,
Amir Daien. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
Ø Sahertian, P.A
dan Mahateru, F. 2000. Prinsip Dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya:
Usaha Nasional.
Ø Soepardi, Imam.
1988. Dasar-Dasar Administrasi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Dirjen Dikti Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan
Ø Tim Dosen
FIP-IKIP Malang. 1980. Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan.Malang:
Universitas Negeri Malang.
0 Komentar untuk "pengertian supervisi pendidikan"