Pengertian Target Costing
Reeve (2000:385) menyatakan target costing adalah: “…target costing can be defined as a cost management tool for reducing the overall cost of a product over its entire life cycle with the help of the production, engineering, R&D, marketing, and accounting departments”. Jadi, penetapan target costing dapat ditetapkan sebagai peralatan manajemen biaya untuk mengurangi biaya produk secara keseluruhan lebih dari siklus hidup seluruhnya dengan bantuan produksi, teknik mesin, R&D, pemasaran, dan departemen akuntansi.
Menurut Mulyadi (2001:36) target costing adalah: “sistem akuntansi biaya yang menyediakan informasi bagi manajemen untuk memungkinkan manajemen memantau kemajuan yang dicapai dalam pengurangan biaya produk menuju target cost yang telah ditetapkan”. Sedangkan menurut Garrison et al. (2000:880) dalam Christina Gunawan (2004) adalah: “target costing is the process of determining the maximum allowable cost for a new product and then developing a prototype that can be profitably made for that maximum target cost figure”.
Jadi, target costing adalah metode perencanaan laba dan manajemen laba yang difokuskan pada produk dengan mempertimbangkan proses manufacturing sehingga target costing ini digunakan oleh perancang sebelum proses dan proses desain dilakukan untuk mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya manufaktur produk di masa depan. Target costing digunakan selama tahap perencanaan dan menuntun dalam pemilihan produk serta proses desain yang akan menghasilkan suatu produk yang dapat diproduksi pada biaya yang diijinkan dan pada suatu tingkat laba yang dapat diterima. Target costing juga memberikan perkiraan harga pasar produk, volume penjualan, dan tingkat fungsionalitas.
Target costing dimulai dengan memperkirakan harga produk mencerminkan fungsi dan atribut produk, serta kekuatan pesaing di pasar. Pendekatan yang digunakan perancang untuk menggambarkan kebutuhan konsumen adalah pengertian atas nilai (notion of value), yang merupakan rasio dari fungsionalitas pada harga yang dibayar oleh konsumen. Perusahaan meningkatkan consumer value dengan meningkatkan fungsi dari produk sementara pengaruh harga tetap, atau dengan mengurangi harga sementara pengaruh fungsionalnya tetap.
Ford (1923) dalam Blocher et al. terjemahan Tim Penerjemah Penerbit Salemba (2008:617) menjelaskan teknik yang disebut sebagai perhitungan biaya berdasarkan target, dimana perusahaan menentukan biaya yang harus dikeluarkan untuk barang dan jasa, berdasarkan harga pasar kompetitif, dengan demikian perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan dengan:
Target biaya = harga kompetitif – laba yang diharapkan
Perusahaan mempunyai dua pilihan untuk menurunkan biaya sampai pada target biaya menurut Blocher et al. terjemahan Tim Penerjemah Penerbit Salemba (2008:618-619) adalah:
- Dengan cara mengintegrasikan teknologi produksi baru, menggunakan teknik-teknik manajemen biaya yang canggih seperti perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-based costing), dan mencari produktivitas yang lebih tinggi.
- Dengan melakukan desain ulang terhadap barang atau jasa. Metode ini menguntungkan bagi banyak perusahaan karena mengakui bahwa keputusan-keputusan atas desain sangat mempengaruhi total biaya selama siklus hidup produk. Dengan pemberi perhatian yang cermat pada desain, menurunkan biaya total secara signifikan adalah hal yang mungkin.
Banyak perusahaan menggunakan kedua pilihan tersebut, yaitu: usaha untuk mencapai keuntungan peningkatan produktivitas dan perhitungan biaya berdasarkan target mempunyai tujuan yang lebih terbatas, yaitu level biaya yang spesifik. Karena lebih jelas, maka tujuannya tampak lebih mudah dicapai dan oleh karena itu lebih dapat memotivasi.
Perhitungan biaya berdasarkan target, yang berdasarkan pada analisis trade off fungsionalitas/biaya, merupakan alat manajemen yang cocok untuk perusahaan. Dengan posisinya pada tahap hulu dari siklus hidup biaya berdasarkan target secara jelas dapat membantu perusahaan menurunkan biaya total.
Tujuan Target Costing
Tujuan penetapan target costing itu sendiri berbeda dari satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Salah satu tujuan dari target costing ini adalah untuk merancang biaya produk pada tahap perencanaan daripada mencoba mengurangi biaya selama tahap manufacturing.
Reeve (2000:385-386) menyatakan beberapa tujuan penerapan target costing yang pernah dilaksanakan di Astugi Motor Parts (anak perusahaan Nisan Motor) dan Daihatsu Motor adalah: “to reduce the current level of standard cost by autonomous efforts for improvement at each plant ; … to establish a plant in which a strategy to maximize profits through controlling costs is kept constantly in mind ; the company wants the most efficient plant possible through the use of automation and flexible manufacturing”.
Jadi, tujuan penetapan target costing itu sendiri beragam dari untuk mengurangi tingkat biaya standar saat ini melalui usaha-usaha otonomi untuk peningkatan di masing-masing pabrik, dan tujuan lainnya yang diharapkan dari penetapan target costing tersebut adalah untuk membangun pabrik dimana strateginya untuk memaksimalkan laba melalui pengendalian biaya tetap konstan, perusahaan menginginkan pabrik yang seefisien mungkin melalui penggunaan otomatisasi dan pabrik yang fleksibel.
Metode Target Costing
Metode untuk menetapkan target costing tidak seragam. Secara umum, Reeve (2000:388) mengatakan bahwa terdapat tiga metode yakni:
- Derive the target cost from profit planning. That is, the target cost is derived from sales and target profits. No input on the target cost comes from lower management under this method, which is characterized as a “top down” method.
- Derive target cost from engineering planning. Under this method, engineers estimate target costs depending on current skills or experience and the availability of production facilities. This method can be characterized ad a “bottom up” method.
- Combine the two methods. Top management knomw about target profits, but since the cooperation of employees is needed to make target costing work, most experts on target costing believe that a combination of the “top down” and the “bottom up” methods is the best method to use.
Metode dalam penetapan target costing ini dapat diterjemahkan secara bebas oleh penulis menjadi:
- Memperoleh target cost dari perencanaan laba. Artinya, target cost berasal dari penjualan dan target profit. Tidak ada pemakaian pada target cost berasal dari manajemen yang lebih rendah dalam metode ini, yang digolongkan sebagai metode “atas ke bawah”.
- Memperoleh target cost dari perencanaan teknik. Dalam metode ini, para insinyur memperkirakan target cost bergantung pada keahlian atau pengalaman saat ini dan ketersediaan sarana produksi. Metode ini dapat digolongkan sebagai metode “bawah ke atas”.
- Menggabungkan dua metode. Manajemen tertinggi tahu tentang target profit, tapi sejak kerja sama karyawan dibutuhkan untuk membuat penetapan target cost bekerja, para ahli mengenai penetapan target cost percaya bahwa kombinasi metode “atas ke bawah” dan “bawah ke atas” adalah metode terbaik untuk digunakan.
Tahap Pengimplementasian Target Costing
Target costing merupakan cara yang sangat bermanfaat untuk mengelola kebutuhan terhadap trade off antara peningkatan fungsionalitas dan semakin tingginya biaya. Adapun lima tahap pengimplementasian pendekatan target costing menurut Blocher et al. terjemahan Tim Penerjemah Penerbit Salemba (2008:619) adalah:
1. Menentukan harga pasar.
2. Menentukan laba yang diharapkan.
3. Menghitung target biaya (target cost) pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan.
4. Menggunakan rekayasa nilai (value) untuk menentukan cara menurunkan biaya produk.
5. Menggunakan perhitungan biaya kaizen dan pengendalian operasional untuk terus menurunkan biaya
0 Komentar untuk "target costing"