Blog pribadi berisi tips dan cara, serta Tugas" Kuliah

Insa Alloh Kami Dapat Membantu

Insa Alloh Kami Dapat Membantu

faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi

Ciri-ciri umum dunia persepsi

Penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konsep ini biasa disebut dunia persepsi. Agar dapat dihasilkan suatu penginderan yang bermakna, ada ciri – ciri umum tertentu dalam dunia persepsi :
  1. Modalitas :  rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap –tiap indera, yaitu sifat sensori dasar  masing-masing.
  2. Dimensi ruang : dunia persepsi mempunyai sifat ruang ( dimensi ruang).
  3. Dimensi waktu : dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat lambat, tua muda, dan lain-lain.
  4. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu : objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu.
  5. Dunia penuh arti; dunia persepsi adalah dunia penuh arti. kita cenderung pengamatan pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada hubungannya dengan tujuan yang ada dalam diri kita.

Dimensi Penginderaan

Bentangan sifat-sifat penerimaan rangsangan yang dapat kita paparkan seperti kuat-lemah, lama-sebentar, kasar-halus, dan sebagainya disebut dimensi penginderaan.
Ada empat dimensi penginderaan:
- Intensitas: kuat-lemahnya penginderaan suatu rangsang tertentu.
- Ekstensitas: penghayatan terhadap tebal-tipis, luas-sempit, besar-kecil, dll.
- Lamanya: penginderaan dapat berlangsung lama atau sebentar.
- Kualitas: kemampuan kita membedakan kualitas rangsang misalnya nada atau warna.

 Ambang Penginderaan

           Intensitas suatu rangsang tertentu agar dapat disadari disebut ambang penginderaan. Ambang penginderaan terdiri dari:
- Ambang perangsang absolut: intensitas rangsang terkecil yang masih dapat menimbulkan penginderaan;
- Ambang perbedaan: perbedaan intensitas rangsang terkecil yang dapat dibedakan oleh alat indera;
-  Tinggi rangsang: pertambahan intensitas rangsang akan diikuti oleh pertambahan intensitas penginderaan sampai mencapai maksimum yakni di mana intensitas rangsang tidak dapat dibedakan lagi;
- Penyesuaian sensoris: bisa terjadi karena berkurangnya kepekaan indera (negatif),  bertambahnya kepekaan indera (positif), dan karena pergeseran titik sentral.

Alat-alat Indera

Alat-alat indera meliputi higher senses (mata dan telinga) dan lower senses (lidah, hidung dan permukaan kulit). Alat-alat itu dapat kita sebutkan berikut ini:
a. Penglihatan: yakni mata, peka terhadap cahaya sehingga kita dapat membedakan terang dan gelap, hitam dan putih, warna.
b. Pendengaran: yakni telinga, peka terhadap getaran yang menghasilkan bunyi.
c. Penciuman: hidung yang peka terhadap bau
d. Pengecapan: lidah yang peka terhadap rasa (manis, asin, asam, pahit = empat macam rasa yang dapat diterima). Rasa lain merupakan gabungan dari rasa-rasa itu.
e. Peraba: tidak terbatas pada permukaan kulit saja, tetapi juga menyangkut alat-alat yang peka terhadap orientasi dan keseimbangan. Berat, gerak (sistem vestibular) dan kualitas permukaan di sekitar kita, letak anggota badan dan tegangan otot (sistem raba).


Pengamatan Dunia Nyata

Untuk kita ketahui, persepsi bersifat subjektif karena bukan sekadar penginderaan. Persepsi selalu terjadi dalam konteks tertentu.
Ada beberapa prinsip umum yang mengatur pengamatan kita terhadap dunia nyata:
- Konstatansi: bersifat psikologis karena arti dari suatu objek atau gejala bagi kita bersifat tetap.
Ada tiga macam konstatansi, yakni:
· konstatansi tempat atau lokasi
· konstatansi warna
· konstatansi bentuk dan ukuran
- Figur dan Latar Belakang: keberadaan suatu objek pengamatan menggejala sebagai suatu figur yang menonjol di antara objek-objek lain (latar belakang), baik karena sifatnya memang menonjol di antara objek-objek lain maupun karena si pengamat sengaja memusatkan perhatiannya pada objek tertentu.

Ada beberapa cara persepsi berdasarkan totalitas Gestalt:

1.      Hukum kedekatan (proximity): objek-objek persepsi yang berdekatan cenderung diamati sebagai suatu kesatuan.
2.      Hukum kesamaan (similarity): Objek cenderung diamati sebagai totalitas karena mempunyai sebagian besar ciri-ciri yang sama.
3.      Hukum bentuk-bentuk tertutup (closure): bentuk-bentuk yang sudah kita kenal, walau hanya nampak sebagian atau tidak sempurna, kita lihat sebagai sempurna.
4.      Hukum kesinambungan (continuity): pola-pola yang sama dan berkesinambungan, walau ditutup oleh pola-pola lain, tetap diamati sebagai kesatuan.
Hukum gerak bersama (common fate): unsur-unsur yang bergerak dengan cara dan arah yang sama dilihat sebagai suatu kesatuan.
- Persepsi Kedalaman (depth perception): kemampuan indera penglihatan untuk mengindera ruang.
Ada beberapa patokan yang digunakan manusia dalam persepsi kedalaman yaitu:
1.      Perspektif atmosferik: semakin jauh objek, semakin kabur.
2.      Perspektif linier: semakin jauh, garis-garis akan makin menyatu menjadi satu titik  (konvergensi).
3.      Kualitas permukaan (texture gradient), berkurangnya ketajaman kualitas texture karena jarak makin jauh.
4.      Posisi relatif: objek yang jauh akan ditutupi atau kualitasnya menurun karena bayangan objek-objek yang lebih dekat.
5.      Sinar dan bayangan: bagian permukaan yang lebih jauh dari sumber cahaya akan lebih gelap dibanding yang lebih dekat.
6.      Patokan yang sudah dikenal: benda-benda yang sudah kita kenal ukurannya akan lebih kecil di kejauhan.
7.      Persepsi Gerak: pengamatan terhadap sesuatu yang berpindah posisinya dari patokan. Kalau patokan tidak jelas, maka kita akan memperoleh informasi gerakan semu.
Ada dua macam gerakan semu:
· Efek otokinetik, bila kita memandang setitik cahaya dalam keadaan gelap gulita, cahaya itu akan nampak bergerak.
· Gerakan stroboskopik: terjadi karena ada dua rangsang yang berbeda yang muncul hampir bersamaan.
- Ilusi: kesalahan dalam persepsi, yaitu memperoleh kesan yang salah mengenai fakta-fakta objektif yang disajikan oleh alat-alat indera kita.
· Ilusi disebabkan oleh faktor-faktor eksternal: (gambar atau bayangan di cermin kelihatannya terletak di belakang cermin)
· Ilusi disebabkan kebiasaan: rangsang-rangsang yang disajikan sesuai dengan kebiasaan kita dalam mengenali rangsang akan dengan mudah menimbulkan ilusi.
· Ilusi karena kesiapan mental atau harap tertentu: kita akan sering melihat sesuatu yang mirip dengan barang yang hilang yang sangat kita harapkan untuk kembali.
· Ilusi karena kondisi rangsang terlalu kompleks: bila rangsang yang diamati terlalu kompleks, maka rangsang tersebut dapat menutup-nutupi atau menyamarkan fakta-fakta objektif.

 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Persepsi

Karena persepsi lebih bersifat psikologis daripada merupakan proses penginderaan saja, maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Perhatian yang selektif: pemusatan perhatian pada rangsang-rangsang tertentu saja. Ciri-ciri rangsang: rangsang yang bergerak di antara rangsang-rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Nilai-nilai dan kebutuhan individu: seorang seniman mempunyai pengamatan yang berbeda dengan yang bukan seorang seniman dalam mengamati objek tertentu. Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi dunianya.
Ahli psikologi sosial yang menganut aliran kognitif berpendapat bahwa di dunia ini terdapat 2 macam realitas, yaitu realitas obyektif dan realitas subyektif. Setiap obyek adalah sama, tetapi bila diamati oleh orang yang berbeda maka akan terjadi interpretasi yang berbeda terhadap obyek tersebut. (Ancok, dkk., 1988).
Menurut Tagiuri (dalam Harvey dan Smith, 1977) ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu
(1) keadaan stimulus yang diamati;
(2) situasi sosial tempat pengamatan itu terjadi dan
(3) karakteristikm pengamatan.
Lebih jauh Walgito (1991) menjelaskan bahwa :
 (a) mengenai stimulus, agar dapat dipersepsi, stimulus harus cukup kuat, melampui ambang batas, berwujud manusia atau tidak (bila tidak berwujud manusia, ketepatan persepsi ada pada individu.
(b) keadaan individu dari segi fisiologis dan psikologis, di mana dari segi fisiologis sistem syaraf harus dalam keadaan baik, sedangkan secara psikologis, pengalaman, kerangka acuan, perasaan, kemampuan berpikir dan motivasi akan berpengaruh dalam persepsi seseorang, dan terakhir.
(c) lingkungan atau situasi, di mana bila objeknya manusia, maka objek dengan lingkungan yang melatar belakanginya merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Demikian ini maka, dapat disimpulkan bahwa persepsi itu sangat subyektif karena disamping dipengaruhi oleh stimulus dan situasi pengamatan juga dipengaruhi oleh pengalaman, harapan, motif, kepribadian, dan keadaan fisik individu
0 Komentar untuk "faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi"
Back To Top