Ciri-ciri umum dunia persepsi
Penginderaan
terjadi dalam suatu konteks tertentu, konsep ini biasa disebut dunia persepsi.
Agar dapat dihasilkan suatu penginderan yang bermakna, ada ciri – ciri umum
tertentu dalam dunia persepsi :
- Modalitas : rangsangan yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap –tiap indera, yaitu sifat sensori dasar masing-masing.
- Dimensi ruang : dunia persepsi mempunyai sifat ruang ( dimensi ruang).
- Dimensi waktu : dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat lambat, tua muda, dan lain-lain.
- Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu : objek-objek atau gejala-gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Struktur dan konteks ini merupakan keseluruhan yang menyatu.
- Dunia penuh arti; dunia persepsi adalah dunia penuh arti. kita cenderung pengamatan pada gejala-gejala yang mempunyai makna bagi kita, yang ada hubungannya dengan tujuan yang ada dalam diri kita.
Dimensi Penginderaan
Bentangan sifat-sifat
penerimaan rangsangan yang dapat kita paparkan seperti kuat-lemah,
lama-sebentar, kasar-halus, dan sebagainya disebut dimensi penginderaan.
Ada empat dimensi penginderaan:
- Intensitas:
kuat-lemahnya penginderaan suatu rangsang tertentu.
- Ekstensitas:
penghayatan terhadap tebal-tipis, luas-sempit, besar-kecil, dll.
- Lamanya: penginderaan
dapat berlangsung lama atau sebentar.
- Kualitas: kemampuan
kita membedakan kualitas rangsang misalnya nada atau warna.
Ambang Penginderaan
Intensitas suatu rangsang tertentu
agar dapat disadari disebut ambang penginderaan. Ambang penginderaan terdiri
dari:
- Ambang perangsang
absolut: intensitas rangsang terkecil yang masih dapat menimbulkan
penginderaan;
- Ambang perbedaan:
perbedaan intensitas rangsang terkecil yang dapat dibedakan oleh alat indera;
- Tinggi
rangsang: pertambahan intensitas rangsang akan diikuti oleh pertambahan
intensitas penginderaan sampai mencapai maksimum yakni di mana intensitas
rangsang tidak dapat dibedakan lagi;
- Penyesuaian sensoris:
bisa terjadi karena berkurangnya kepekaan indera (negatif), bertambahnya
kepekaan indera (positif), dan karena pergeseran titik sentral.
Alat-alat Indera
Alat-alat indera
meliputi higher senses (mata dan telinga) dan lower senses (lidah, hidung dan
permukaan kulit). Alat-alat itu dapat kita sebutkan berikut ini:
a. Penglihatan: yakni mata, peka terhadap cahaya
sehingga kita dapat membedakan terang dan gelap, hitam dan putih, warna.
b. Pendengaran:
yakni telinga, peka terhadap getaran yang menghasilkan bunyi.
c. Penciuman:
hidung yang peka terhadap bau
d. Pengecapan: lidah yang peka terhadap rasa (manis,
asin, asam, pahit = empat macam rasa yang dapat diterima). Rasa lain merupakan
gabungan dari rasa-rasa itu.
e. Peraba: tidak terbatas pada permukaan kulit saja,
tetapi juga menyangkut alat-alat yang peka terhadap orientasi dan keseimbangan.
Berat, gerak (sistem vestibular) dan kualitas permukaan di sekitar kita, letak
anggota badan dan tegangan otot (sistem raba).
Pengamatan Dunia Nyata
Untuk kita ketahui,
persepsi bersifat subjektif karena bukan sekadar penginderaan. Persepsi selalu
terjadi dalam konteks tertentu.
Ada beberapa prinsip umum yang mengatur
pengamatan kita terhadap dunia nyata:
- Konstatansi: bersifat
psikologis karena arti dari suatu objek atau gejala bagi kita bersifat tetap.
Ada tiga macam
konstatansi, yakni:
· konstatansi tempat
atau lokasi
· konstatansi warna
· konstatansi bentuk
dan ukuran
- Figur dan Latar
Belakang: keberadaan suatu objek pengamatan menggejala sebagai suatu figur yang
menonjol di antara objek-objek lain (latar belakang), baik karena sifatnya
memang menonjol di antara objek-objek lain maupun karena si pengamat sengaja
memusatkan perhatiannya pada objek tertentu.
Ada beberapa cara persepsi berdasarkan totalitas Gestalt:
1. Hukum
kedekatan (proximity): objek-objek persepsi yang berdekatan cenderung diamati
sebagai suatu kesatuan.
2. Hukum
kesamaan (similarity): Objek cenderung diamati sebagai totalitas karena
mempunyai sebagian besar ciri-ciri yang sama.
3.
Hukum bentuk-bentuk tertutup (closure): bentuk-bentuk
yang sudah kita kenal, walau hanya nampak sebagian atau tidak sempurna, kita
lihat sebagai sempurna.
4.
Hukum kesinambungan (continuity): pola-pola yang sama
dan berkesinambungan, walau ditutup oleh pola-pola lain, tetap diamati sebagai
kesatuan.
Hukum gerak bersama
(common fate): unsur-unsur yang bergerak dengan cara dan arah yang sama dilihat
sebagai suatu kesatuan.
- Persepsi Kedalaman
(depth perception): kemampuan indera penglihatan untuk mengindera ruang.
Ada beberapa patokan yang digunakan manusia
dalam persepsi kedalaman yaitu:
1.
Perspektif atmosferik: semakin jauh objek, semakin
kabur.
2.
Perspektif linier: semakin jauh, garis-garis akan makin
menyatu menjadi satu titik (konvergensi).
3.
Kualitas permukaan (texture gradient), berkurangnya
ketajaman kualitas texture karena jarak makin jauh.
4.
Posisi relatif: objek yang jauh akan ditutupi atau
kualitasnya menurun karena bayangan objek-objek yang lebih dekat.
5.
Sinar dan bayangan: bagian permukaan yang lebih jauh
dari sumber cahaya akan lebih gelap dibanding yang lebih dekat.
6.
Patokan yang sudah dikenal: benda-benda yang sudah kita
kenal ukurannya akan lebih kecil di kejauhan.
7.
Persepsi Gerak: pengamatan terhadap sesuatu yang
berpindah posisinya dari patokan. Kalau patokan tidak jelas, maka kita akan
memperoleh informasi gerakan semu.
Ada dua macam gerakan
semu:
· Efek otokinetik, bila
kita memandang setitik cahaya dalam keadaan gelap gulita, cahaya itu akan nampak
bergerak.
· Gerakan stroboskopik:
terjadi karena ada dua rangsang yang berbeda yang muncul hampir bersamaan.
- Ilusi: kesalahan
dalam persepsi, yaitu memperoleh kesan yang salah mengenai fakta-fakta objektif
yang disajikan oleh alat-alat indera kita.
· Ilusi disebabkan oleh
faktor-faktor eksternal: (gambar atau bayangan di cermin kelihatannya terletak
di belakang cermin)
· Ilusi disebabkan
kebiasaan: rangsang-rangsang yang disajikan sesuai dengan kebiasaan kita dalam
mengenali rangsang akan dengan mudah menimbulkan ilusi.
· Ilusi karena kesiapan
mental atau harap tertentu: kita akan sering melihat sesuatu yang mirip dengan
barang yang hilang yang sangat kita harapkan untuk kembali.
· Ilusi karena kondisi
rangsang terlalu kompleks: bila rangsang yang diamati terlalu kompleks, maka
rangsang tersebut dapat menutup-nutupi atau menyamarkan fakta-fakta objektif.
Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Persepsi
Karena
persepsi lebih bersifat psikologis daripada merupakan proses penginderaan saja,
maka ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Perhatian yang selektif: pemusatan
perhatian pada rangsang-rangsang tertentu saja. Ciri-ciri rangsang: rangsang
yang bergerak di antara rangsang-rangsang yang diam akan lebih menarik
perhatian. Nilai-nilai dan kebutuhan individu: seorang seniman mempunyai
pengamatan yang berbeda dengan yang bukan seorang seniman dalam mengamati objek
tertentu. Pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana seseorang
mempersepsi dunianya.
Ahli psikologi sosial yang
menganut aliran kognitif berpendapat bahwa di dunia ini terdapat 2 macam
realitas, yaitu realitas obyektif dan realitas subyektif. Setiap obyek adalah
sama, tetapi bila diamati oleh orang yang berbeda maka akan terjadi
interpretasi yang berbeda terhadap obyek tersebut. (Ancok, dkk., 1988).
Menurut Tagiuri (dalam Harvey dan Smith, 1977)
ada 3 faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu
(1) keadaan stimulus yang
diamati;
(2) situasi sosial tempat
pengamatan itu terjadi dan
(3) karakteristikm pengamatan.
Lebih jauh Walgito (1991) menjelaskan
bahwa :
(a) mengenai stimulus, agar dapat dipersepsi,
stimulus harus cukup kuat, melampui ambang batas, berwujud manusia atau tidak
(bila tidak berwujud manusia, ketepatan persepsi ada pada individu.
(b) keadaan individu dari
segi fisiologis dan psikologis, di mana dari segi fisiologis sistem syaraf
harus dalam keadaan baik, sedangkan secara psikologis, pengalaman, kerangka acuan,
perasaan, kemampuan berpikir dan motivasi akan berpengaruh dalam persepsi
seseorang, dan terakhir.
(c) lingkungan atau
situasi, di mana bila objeknya manusia, maka objek dengan lingkungan yang
melatar belakanginya merupakan kesatuan yang sulit dipisahkan. Demikian ini
maka, dapat disimpulkan bahwa persepsi itu sangat subyektif karena disamping
dipengaruhi oleh stimulus dan situasi pengamatan juga dipengaruhi oleh
pengalaman, harapan, motif, kepribadian, dan keadaan fisik individu
0 Komentar untuk "faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi"