engertian, Prinsip, Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran
pada dasarnya merupakan proses aktivitas yang dilakukan secara tertata
dan teratur, berjalan secara logis dan sistematis mengikuti
aturan-aturan yang telah disepakati sebelumnya. Setiap kegiatan
pembelajaran bukan merupakan proyeksi keinginan dari guru secara sebelah
pihak, akan tetapi merupakan perwujudan dari berbagai keinginan yang
dikemas dalam suatu kurikulum.
Kurikulum
sebagai program pendidikan, masih bersifat umum dan sangat ideal. Untuk
merealisasikan dalam bentuk kegiatan yang lebih operasional yaitu dalam
pembelajaran, terlebih dahulu guru harus memahami tuntutan kurikulum,
kemudian secara praktis dijabarkan kedalam bentuk perencanaan
pembelajaran untuk dijadikan pedoman operasional pembelajaran.
Sebagaimana dikemukakan oleh Nana dan Sukirman (2008). Dengan demikian
Perencanaan
pembelajaran merupakan penjabaran, pengayaan dan pengembangan dari
kurikulum. Dalam membuat perencanaan pembelajaran, tentu saja guru
selain mengacu pada tuntutan kurikulum, juga harus mempertimbangkan
situasi dan kondisi serta potensi yang ada di sekolah masing-masing. Hal
ini tentu saja akan berimplikasi pada model atau isi perencanaan
pembelajaran yang dikembangkan oleh setiap guru, disesuaikan dengan
kondisi nyata yang dihadapi setiap sekolah.
Perencanaan
sebagai program pembelajaran memiliki beberapa pengertian yang memiliki
makna yang sama yaitu suatu proses mengelola, mengatur dan merumuskan
unsur-unsur pembelajaran seperti merumuskan tujuan, materi atau isi,
metode pembelajaran dan merumuskan evaluasi pembelajaran.
Perumusan
dan pengelolaan setiap unsur atau komponen pembelajaran tersebut
diarahkan sebagai suatu jawaban atas empat pertanyaan pokok yaitu :
1. Apa yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan?
2. Apa yang harus diberikan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut?
3. Bagaimana atau dengan cara apa proses pembelajaran dilakukan agar sasaran pembelajaran dapat dicapai?
4. Bagaimana untuk mengetahui ketercapaian sasaran pembelajaran yang telah ditetapkan?
Jawaban
keempat pertanyaan tersebut diformulasikan dalam suatu sistem
perencanaan pembelajaran, yaitu mengembangkan tujuan, isi, metode dan
media serta mengembangkan evaluasi pembelajaran, sehingga menjadi suatu
kesatuan yang utuh, saling mempengaruhi dan menentukan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Selain itu, berkenaan dengan perencanaan William H. Newman dalam bukunya Administrative Action Techniques of Organization and Management mengemukakan bahwa:
Perencanaan
adalah menentukan apa yang akan dilakukan . Perencanaan mengandung
rangkaian-rangkaian putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari
tujuan, penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode
dan proedur tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal
sehari-hari.
Sedangkan menurut asumsi Terry (Majid, 2006:16) ia menyatakan bahwa ‘perencanaan
adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh kelompok untuk
dapat mencapai tujuan yang telah digariskan.’ Perencanaan mencakup
kegiatan pengambilan keputusan. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk
mengadakan visualisasi dan melihat kedepan guna merumuskan suatu pola
tindakan untuk masa mendatang.
Sedangkan
pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh
para guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk
memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu
cara bagaimana menyiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Dalam
konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan
pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi
waktu yang akan dilaksanakan pada saat tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan. Seperti yang diungkapkan oleh Banghart dan Trull (Hernawan, 2007) bahwa:
Perencanaan pembelajaran merupakan proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pembelajaran, penggunaan pendekatan atau metode pembelajaran, dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa satu semester yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Maka
dapat ditarik benang merah bahwa perencanaan pembelajara merupakan
proses yang diatur sedemikian rupa menurut langkah-langkah tertentu baik
berupa penyusuna materi pengajaran, peggunaan media, maupun model
pembelajaran lainnya yang dimaksudkan agar pelaksanaannya berjalan
optimal.
B. Prinsip Perencanaan Pembelajaran
Seorang
guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus
mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang dikemukakan oleh
Sagala (Hermawan, 2007) yang meliputi :
1) Menetapkan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran.
2) Membatasi
sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan
pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosess
penentuan target pembelajaran.
3) Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran.
4) Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan pembelajaran.
5) Mempersiapkan
dan mengkomunikassikan rencana-rencana daan keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan pembelajaaran kepada pihak yang berkepentingan.
Jika
prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran
itu akan memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai scenario yang
sudah disusun.
Sedangkan
berdasarkan asumsi Jumhana (2006). Prinsip-prinsip yang harus dijadikan
dasar dalam merancang pembelajaran, baik untuk perencanaan pembelajaran
yang masih bersifat umum maupun perencanaan pembelajaran yang lebih
spesifik adalah bahwa perencanaan tersebut harus memenuhi unsur :
1. Ilmiah
yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang oleh guru
termasuk kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana
pelaksanaan dan pembelajaran, harus benar dan dapat di pertanggung
jawabkan secara keilmuan.
2. Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan sistematikanya atau urutan penyajianya.
3. Sistematis
yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus maupun
perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran, anatara unsur yang
satu dengan unsur yang lainnya harus saling terkait, mempengaruhi,
menentukan dan suatu dan suatu kesatuan yang utuh untuk mencapan tujuan
atau kompetensi.
4. Konsisten
yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar.
Indicator, materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem
penilaian.
5. Memadai
yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber belajar dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
6. Aktual
dan kontekstual yaitu cakupan indicator, materi pokok, pengalaman
belajaran sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan pristiwa yang terjadi.
7. Fleksibel
yaitu keseluruhan kompenen silabus maupun rencana pelaksanaan
pembelajraan harus dapat mengkomodasai keragaman peserta didik,
pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi yang di sekolah dan
tuntutan masyarakat.
8. Menyeluruh
yaitu komponen silabus rencana pelaksanaan pembelajaran harus mencakup
keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
C. Tujuan dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran
Tujuan
pembelajaran pada dasarnya adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang
harus dicapai oleh siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Rumusan
kualifikasi kemampuan yang harus dimiliki siswa setelah mengikuti
pembelajaran tersebut dalam pembelajaran trsebut dengan “perubahan
perilaku” (change of behavior). Adapun jenis perubahan perilaku terebut
ecara garis besarnya meliputi bidang pengetahuan (kognitif), sikap
(apektif) dan keterampilan (pikomotor).
Tujuan
pembelajaran adalah rumusan perilaku siswa (pengetahuan, sikap maupun
keerampilan) yang harus terjadi pada setiap selesainya proses
pembelajaran. Oleh karena itu, rumusan pembelajaran harus mencerminkan
perubahan yang spesifik, mudah dikontrol dan terukur dalam setiap jenis
perubahan yang telah dimiliki oleh siswa dari hasil belajar yang telah
dilakukannya.
Tercapainya
tujuan pembelajaran dengan indikator perubahan yang terukur baik dari
segi pengetahuan, sikap maupun keterampilan, tidak berarti bahwa hanya
sebatas itulah tujuan pembelajaran tersebut. Tercapainya tujuan
pembelajaran, merupakan merupakan tahap awal atau sebagai perantara
untuk mencapai tujuan-tujuan yang lebih luas, komplek dan lebih tinggi
lagi. Dengan demikian tujuan pembelajaran dalam urutan tujuan, merupakan
penjabaran dari tujuan yang ada diatasnya, yaitu tujuan kurikuler,
tujuan lembaga, atau institusional, dan tujuan pendidikan nasional.
Tujuan
pembelajaran adalah rumusan kualifikasi kemampuan yang lebih spesifik
menyangkut dengan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang harus
siswa setelah mengikuti setiap pokok atau materi pembelajaran. Tujuan
diatasnya adalah tujuan kulikuler, yaitu rumusan kualifikasi kemampuan
yang harus dicapai oleh siswa setelah selesai mempelajari mata-mata
pelajaran atau bidang studi. Adapun tujuan yang lebih tingginya lagi
dari tujuan kulikuler yaitu tujuan lembaga atau institusional, yaitu
rumusan kualifikasi yang harus dimiliki atau dicapai setelah siswa
menyelesaikan program satuan pendidikan. Adapun tujuan terkahir yang
paling tinggi yang harus menjadi muara dari tujuan-tujuan yang ada
dibawahnya yaitu tujuan pendidikan nasional.
Selain
dari memiliki tujuan, perencanaan pembelajaranpun memiliki fungsi, yang
menurut Kostelnik secara spesifik fungsi perencanaan pembelajaran
tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Mengorganisir
pembelajaran yaitu proses mengelola seluruh aspek yang terkait dengan
pembelajaran agar tertata secara teratur, logis dan sistematis untuk
memudahkan melakukan proses dan pencapaian hasil pembelajaran secara
efektif dan efesien.
2. Berpikir
lebih kreatif untuk mengembangkan apa yang harus dilakukan siswa; yaitu
melalui perencanaan, proses pembelajaran dapat dirancang secara
kreatif, inovatif. Dengan demikian proses pembelajaran tidak dikesankan
sebagai suatu proses yang monoton atau terjadi sebagai suatu rutinitas.
3. Menetapkan
sarana dan fasilitas untuk mendukung pembelajaran; melalui perencanaan,
sarana dan fasilitas pendukung yang diperlukan akan mudah
diidentifikasi dan bagaimana menelolanya sehingga sarana dan fasilitas
yang dibutuhkan dapat terpenuhi untuk menunjang terjadinya proses
pembelajaran yang lebih efektif.
4. Memetakan
indikator hasil belajar dan cara untuk mencapainya; yaitu melalui
perencanaan yang matang, guru sudah memiliki data tentang jumlah
indikator yang harus dikuasai oleh siswa dari setiap pembelajaran yang
dilakukannya. Dengan demikian guruoun tentu saja sudah membayangkan
kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai setiap indicator tersebut.
5. Merancang
program untuk mengakomodasi kebutuhan siswa secara lebih spesifik;
yaitu melalui perencanaa, hal-hal penting yang terkait dengan kebutuhan,
karakteristik, dan potensi yang dimiliki siswa akan teridentifikasi dan
merencanakan tindakan yang dianggap tepat untuk meresponnya.
6. Mengkomunikasikan
proses dan hasil pembelajaran; yaitu melalui perencanaan segala sesuatu
yang terkait dengan kepentingan pembelajaran sudah dikomunikasikan,
baik secara internal yaitu terhadap pihak-pihak yang terkait langsung
dengan tugas-tugas pembelajaran, maupun dengan pihak eksternal yaitu
pihak-pihak mayarakat (stake holder).
Pada
garis besar, perencanaan pembelajaran itu bertujuan untuk mengarahkan
dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran seperti
yang dikemukakan oleh Sagala (Hernawan, 2007) bahwa:
Tujuan
perencanaan bukan hanya penguasaan prinsip-prinsip fundamental tetapi
juga mengembangkan sikap yang positif terhadap program pembeljaran,
meneliti dan menentukan pemecahan masalah pembelajaran. Secara ideal
tujuan perencanaan pembelajaran adalah menguasai sepenuhnya bahan dan
materi ajar, metode dan penggunaan alat dan perlengkapan pembelajaran,
menyampaikan kurikulum atas dasar bahasan dan mengelola alokassi waktu
yang tersedia dan membelajarkan siswa sesuai yang diprogramkan.
Tujuan
perencanaan itu memungkinkan guru memilih metode mana yang sesuai
sehingga proses pembelajaran itu mengarah dan dapat mencapai tujuan yang
telah dirumuskan. Bagi guru, setiap pemilihan metode berarti menentukan
jenis proses belajar mengajar mana yang dianggap efektif untuk mencapai
tujuan yang telah dirumuaskan. Hal ini juga mengarahkan bagaimana guru
mengorganisasikan kegiatan-kegiatan siswa dalam proses pembelajaran yang
telah dipilihnya. Dengan demikian betapa pentingnya tujuan itu
diperhatikan dan dirumuskan dalam setiap pembelajaran, agar pembeljaran
itu benar-benar dapat mencapai tujuan sebagaimana yang tertuang dalam
kurikulum.
Terdapat
juga beberapa fungsi yang dikemukakan oleh Oemar Hamalik (Hernawan,
2007) bahwa pada garis besarnya perencanaan pembeljaran berfungsi
berikut:
1. Memberi
guru pemahaman yang lebih jelas tentang tujuan pendidikan sekolah dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilakukan untuk mencapai tujuan
itu.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pembelajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.
3. Menambah keyakinan guru atas nilai-nilai pembelajaraan yang diberikan dan prosedur yang digunakan.
4. Membantu guru dalam rangka mengenal kebutuhan-kebutuhan siswa , minat-minat siswa dan mendorong motivasi belajar.
5. Mengurangi kegiataan yang bersifat trial dan error dalam mengajar dengan adanya organisasi yang baik dan metode yang tepat.
6. Membantu guru memelihara kegairahan mengajar dan senantiasa memberikan bahan-bahan yang up-todate pada siswa.
Maka
secara hakiki tujuan yang paling mendasar dari sebuah perencanaan
pembelajaran adalah sebagai pedoman atau petunjuk bagi guru, serta
mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.
Sedangkan
fungsi dari perencanaan adalah mengorganisasikan dan mengakomodasikan
kebutuhan siswa secara spesifik, membantu guru dalam memetakan tujuan
yang hendak dicapai, dan membantu guru dalam mengurangi kegiatan yang
bersifat trial dan error dalam mengajar.
DAFTAR PUSTAKA
Hernawan, H A dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Upi Press
Jumhana, Nana & Sukirman. (2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung:
UPI PRESS.
Majid, Abdul. (2006). Perencanaan Pembelajaran. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
0 Komentar untuk "pengertian perencanaan pembelajaran"