Blog pribadi berisi tips dan cara, serta Tugas" Kuliah

Insa Alloh Kami Dapat Membantu

Insa Alloh Kami Dapat Membantu

pendidikan islam

.      SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM
Aktivitas pendidikan islam timbul sejak adanya manusia itu sendiri (Nabi Adam dan Hawa), bahkan ayat pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. adalah bukan perintah tentang shalat, puasa, dan lainnya, tetapi justru perintah iqra’ (membaca, merenungkan, menelaah, meneliti, atau mengkaji) atau perintah untuk mencerdaskan kehidupan manusia yang merupakan inti dari aktifitas pendidikan. Dari situlah manusia memikirkan, menelaah dan meneliti bagaimana pelaksanaan pendidikan itu, sehingga  munculah pemikiran dan teori-teori pendidikan islam. Karena itu, Ubud (1977) menyatakan bahwa tidak mungkin ada kegiatan pendidikan islam dan sistem pengajaran islam, tanpa adanya teori-teori ilmu dan filsafat pendidikan islam. Pandangan tersebut di perkuat oleh Langgulung (1988).[1]
Dalam catatan sejarah, eksistensi pendidikan islam telah ada sejak islam pertama kali diturunkan. Ketika Rasulullah Saw. mendapat perintah Allah Swt. Untuk menyebarluaskan ajaran islam, maka apa yang dilakukannya, jelas masuk dalam kategori pendidikan. Bagi umat islam, Rasulullah adalah guru agung. Kepribadiannya merupakan perwujudan ideal islam tentang seorang guru dan pendidik. Dalam al-qur’an, ayat yang pertama diturunkan berhubungan langsung dengan pendidikan. Perintah membaca (iqra) sebagimana wahyu pertama surah Al-Alaq, jelas mengandung nilai filosofi yang menjadi dasar bagi kegiatan pendidikan. Hal tersebut berarti menunjukkan penekanan dan pandangan Al-qur’an terhadap pentingnya ilmu pengetahuan.[2]
Ketika di Mekah, proses pendidikan islam dilakukan Nabi dan para pengikutnya di Darul Arqam,  sebagai pusat pendidikan dan dakwah. Di Madinah, setelah Rasulullah hijrah, beliau membangun masjid yang tidak saja berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat pendidikan. Di masjid ini pula terdapat apa yang disebut shuffah yang berfungsi sebagi tempat pendidikan, sekaligus tempat tinggal bagi orang yang tidak memiliki rumah, pendatang baru atau orang yang datang kesana khusus untuk menuntut ilmu. Keberadaan shuffah sebagai sarana pendidikan dan dakwah sangat terasa penting. Kebijakan lain yang dilakukan nabi dalam memajukan pendidikan umat islam adalah melalui pemanfaatan tawanan perang badar. Sejumlah tawanan yang dapat menulis dan membaca di lepaskan setelah masing-masing mengajari sepuluh anak muslim untuk menulis dan membaca.[3]
Pada era ini, umat islam juga sudah mengenal lembaga kuttab yang berfungsi sebagi tempat pengajaran pokok-pokok agama dan tulis baca. Pendekatan yang dilakukan Rasulullah kemudian diikuti oleh para khalifah sesudahnya, memperhatikan perkembangan pendidikan bagi umat islam. Semenjak wafatnya Rasulullah, selain ayat dalam Al-qur’an, hadis pun mendapat perhatian yang serius dalam pendidikan islam. Di dorong dengan semakin kompleksnya tuntutan kehidupan umat islam maka ruang lingkup pendidikan islam berkembang pesat, yakni dengan tumbuhnya berbagai disiplin ilmu seputar kajian ajaran agama islam.[4] Tidak sampai di sini, pendidikan islam terus berlanjut sampai Dinasti Umayyah dan Abbasyiah. Dimana pada Dinasti Umayyah disebut sebagai periode pertumbuhan pendidikan islam yang diwarnai dengan berkembangnya ilmu-ilmu naqliyah serta benih-benih kemajuan pendidikan islam sudah mulai terlihat, dan mencapai puncak kejayaan (keemasan) pada Dinasti Abbasyiah yang diwarnai dengan berkembangnya ilmu-ilmu akliah dan timbulnya madrasah-madrasah, serta memuncaknya perkembangan kebudayaan islam.[5]
2.      FUNGSI PENDIDIKAN ISLAM[6]
1)      Mengembangkan pengetahuan teoritis, praktis, dan fungsional bagi peserta didik
2)      Menumbuh kembangkan kreativitas, potensi-potensi atau fitrah peserta didik
3)      Meningkatkan kualitas akhlak dan kepribadian atau menumbuhkembangkan nilai-nilai insani dan nilai ilahi
4)      Menyiapkan tenaga kerja yang produktif
5)      Membangun peradaban yang berkualitas (sesuai dengan nilai-nilai islam) dimasa depan.
6)      Mewariskan nilai-nilai ilahi dan nilai-nilai insani kepada peserta didik
            Pendidikan memiliki fungsi yang sangat menentukan bagi manusia dalam melaksanakan tugas-tugas kehambaannya. Makna terpenting pendidikan bagi manusia dalam menegakkan fungsi kehambaan ini adalah bahwa pendidikan harus mampu mmemberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh manusia untuk melaksanakan fungsi kehambaan dan kekhalifahannya dengan sempurna. Pendidikanlah yang mampu memberikan manusia makna kehidupan. Tinggi rendahnya kualitas pendidian yang dimiliki seorang manusia, akan berpengaruh signifikan dalam melaksanakan tugas kehambaan dan kekhalifahannya. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya pendidikan dalam maknanya yang formal, akan tetapi pendidikan dalam arti yang seluas-luasnya. Pendidikan formal, apapun bentuk dan tingkatannya bukanlah variabel satu-satunya untuk mengukur kualitas kemanusiaan manusia. [7]
            Indikator manusia terdidik menurut al-qur’an diukur pada kualitas iman dan ilmu, sebagaimana difirmankan  Allah Swt. Sebagai berikut :
Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang berilmu pengetahuan diantara kamu beberapa derajat.[8]
            Fungsi pendidikan yang paling substansial bagi manusia adalah mewujudkan manusia menjadi pribadi-pribadi yang bermakna, yakni pribadi yang memiliki potensi dan mampu mengembangkan potensi dirinya untuk menangkap dan memberi makna kehidupan. [9]
3.      TUJUAN UMUM PENDIDIKAN ISLAM[10]
            Al-Abrasyi (1969 : 71) dalam kajiannya tentang pendidikan islam telah menyimpulkan lima tujuan umum pendidikan islam, yaitu :
1)      Untuk mengadakan pembentukan akhlak yang mulia
2)      Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat karena pendidikan islam bukan hanya menitikberatkan pada keagamaan saja atau pada keduniaan saja tetapi pada keduanya.
3)      Persiapan untuk mencapai rizki dan pemeliharaan segi manfaat atau lebih terkenal sekarang ini dengan nama tujuan-tujuan vokasional dan professional
4)      Menumbuhkan semangat ilmiah pada pelajar dan memuaskan keinginan tahu (curiosity) dan memungkinkan ia mengkaji ilmu demi ilmu itu sendiri
5)      Menyiapkan pelajar dari segi professional, teknikal dan pertukaran supaya dapat menguasai profesi tertentu dan keterampilan pekerjaan tertentu agar dapat ia mencari rizki dalam hidup disamping memelihara segi kerohanian dan keagamaan.
0 Komentar untuk "pendidikan islam"
Back To Top