HADITS TENTANG PUASA RAMADHAN
Sobat Syuhada Malela tercinta berhubung dalam hitungan hari kita akan
segera melaksanakan ibadah puasa ramadhan, ada baiknya kita simak hadits
Nabi Muhammad tentang Puasa Ramadhan
Wajibnya puasa Ramadhan
Dari Thalhah bin Ubaidillah
radhiyallahu’anhu, dia mengisahkan
- أَنَّ أَعْرَابِيًّا جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَائِرَ الرَّأْسِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي مَاذَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الصَّلَاةِ فَقَالَ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا فَقَالَ أَخْبِرْنِي مَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الصِّيَامِ فَقَالَ شَهْرَ رَمَضَانَ إِلَّا أَنْ تَطَّوَّعَ شَيْئًا فَقَالَ أَخْبِرْنِي بِمَا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ مِنْ الزَّكَاةِ فَقَالَ فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَالَ وَالَّذِي أَكْرَمَكَ لَا أَتَطَوَّعُ شَيْئًا وَلَا أَنْقُصُ مِمَّا فَرَضَ اللَّهُ عَلَيَّ شَيْئًا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ أَوْ دَخَلَ الْجَنَّةَ إِنْ صَدَقَ
Ada seorang Arab badui yang
rambutnya berdiri datang menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia
berkata, “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku tentang sholat yang
diwajibkan Allah kepadaku.” Beliau menjawab, “Sholat lima waktu kecuali jika
kamu ingin menambah sholat yang lain sebagai tambahan.” Lalu dia berkata,
“Beritahukanlah kepadaku puasa yang diwajibkan Allah kepadaku”. Beliau
menjawab, ”Puasa di bulan Ramadhan, kecuali apabila kamu mau melakukan puasa
lain sebagai tambahan.” Lalu dia berkata, “Beritahukanlah kepadaku zakat yang
diwajibkan Allah kepadaku.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
memberitahukan kepadanya syari’at-syari’at Islam. Lalu lelaki itu berkata,
“Demi Tuhan yang memuliakanmu. Aku tidak akan menambah dan mengurangi apa yang
Allah wajibkan kepadaku barang sedikit pun.” Maka Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia pasti beruntung jika dia jujur.” atau “Dia
pasti masuk surga jika dia jujur.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari ‘Aisyah
radhiyallahu’anha, dia berkata:
- أَنَّ قُرَيْشًا كَانَتْ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ثُمَّ أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصِيَامِهِ حَتَّى فُرِضَ رَمَضَانُ وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ شَاءَ أَفْطَرَ
Kaum Quraisy dahulu biasa
melakukan puasa ‘Asyura di masa jahiliyah. Kemudian Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam pun memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu sampai
diwajibkannya puasa Ramadhan. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Barang siapa yang ingin berpuasa pada hari itu -’Asyura- maka
silakan berpuasa. Dan barang siapa yang tidak ingin berpuasa silakan berbuka.”
(HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Keutamaan Puasa
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
- الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ وَإِنْ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ تَعَالَى مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ يَتْرُكُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ وَشَهْوَتَهُ مِنْ أَجْلِي الصِّيَامُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا
“Puasa adalah perisai. Maka
janganlah dia berkata-kata kotor dan berbudat bodoh. Apabila ada orang lain
yang memerangi atau mencacinya, hendaklah dia katakan, ‘Aku sedang puasa’ (dua
kali). Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut
orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah ta’ala daripada bau minyak
kasturi. Dia rela meninggalkan makanan, minuman, dan syahwatnya karena Aku.
Puasa itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Satu kebaikan dibalas
sepuluh kali lipatnya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Puasa dapat menghapuskan dosa
Dari Hudzaifah
radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
- فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَمَالِهِ وَجَارِهِ تُكَفِّرُهَا الصَّلَاةُ وَالصِّيَامُ وَالصَّدَقَةُ
“Fitnah/dosa pada diri
seseorang karena keluarga, harta, atau tetangganya akan terhapus dengan sholat,
puasa, dan sedekah.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Pintu ar-Royyan bagi orang-orang yang berpuasa
Dari Sahl
radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
- إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya di surga
terdapat sebuah pintu yang bernama ar-Royyan. Orang-orang yang berpuasa akan memasukinya
pada hari kiamat. Tidak ada seorangpun yang memasukinya selain mereka. Akan ada
yang berseru, ‘Manakah orang-orang yang berpuasa?’. Maka bangkitlah mereka. Dan
tidak akan memasukinya selain mereka. Apabila mereka telah masuk, maka pintu
itu akan ditutup sehingga tidak akan ada lagi yang masuk melewatinya seorang
pun.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ
فِي سَبِيلِ اللَّهِ نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا
خَيْرٌ فَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الصَّلَاةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّلَاةِ وَمَنْ
كَانَ مِنْ أَهْلِ الْجِهَادِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الْجِهَادِ وَمَنْ كَانَ مِنْ
أَهْلِ الصِّيَامِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الرَّيَّانِ وَمَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ
الصَّدَقَةِ دُعِيَ مِنْ بَابِ الصَّدَقَةِ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ بِأَبِي أَنْتَ وَأُمِّي يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا عَلَى مَنْ دُعِيَ مِنْ
تِلْكَ الْأَبْوَابِ مِنْ ضَرُورَةٍ فَهَلْ يُدْعَى أَحَدٌ مِنْ تِلْكَ
الْأَبْوَابِ كُلِّهَا قَالَ نَعَمْ وَأَرْجُو أَنْ تَكُونَ مِنْهُمْ
“Barang siapa yang
menginfakkan dua pasang hartanya di jalan Allah maka dia akan dipanggil dari
pintu-pintu surga, ‘Wahai hamba Allah, ini adalah kebaikan.’ Barang siapa yang
tergolong ahli sholat maka dia akan dipanggil dari pintu sholat. Barang siapa
yang tergolong ahli jihad maka dia dipanggil dari pintu jihad. Barang siapa
yang tergolong ahli puasa, maka dia akan dipanggil dari pintu ar-Royyan. Barang
siapa yang tergolong ahli sedekah, maka dia akan dipanggil dari pintu sedekah.”
Abu Bakar radhiyallahu’anhu berkata, “Ayah dan ibuku sebagai penebusmu, wahai
Rasulullah. Bahaya apalagi yang perlu dikhawatirkan oleh orang yang dipanggil
dari pintu-pintu tersebut. Apakah ada orang yang dipanggil dari semua pintu
tersebut?” Maka Nabi menjawab, “Iya ada. Dan aku berharap kamu termasuk di
dalamnya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Boleh menyebut ‘Ramadhan’ tanpa kata ‘Bulan’
Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
- إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ
“Apabila Ramadhan telah
datang maka dibukakan pintu-pintu surga.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
- إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ
“Apabila bulan Ramadhan
telah masuk dibukakanlah pintu-pintu langit dan dikunci pintu-pintu Jahannam,
dan syaitan-syaitan pun dirantai.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Pahala bagi orang yang berpuasa Ramadhan
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
- مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Barang siapa yang
menghidupkan malam Qadar -dengan ketaatan- karena iman dan mengharap pahala,
maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah berlalu. Dan barang siapa yang
berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni
dosa-dosanya yang telah berlalu.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Anjuran meningkatkan kedermawanan di bulan Ramadhan
Dari Ibnu Abbas
radhiyallahu’anhuma, dia berkata,
- كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ بِالْخَيْرِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام يَلْقَاهُ كُلَّ لَيْلَةٍ فِي رَمَضَانَ حَتَّى يَنْسَلِخَ يَعْرِضُ عَلَيْهِ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْقُرْآنَ فَإِذَا لَقِيَهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ أَجْوَدَ بِالْخَيْرِ مِنْ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ
“Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam adalah orang yang paling dermawan memberikan kebaikan. Beliau paling
dermawan ketika di bulan Ramadhan yaitu ketika Jibril menemuinya. Jibril
‘alaihis salam biasa menemuinya setiap malam di bulan Ramadhan sampai apabila
Jibril telah selesai -menyampaikan wahyu- maka Nabi shallallahu ‘alaihhi wa
sallam menyetorkan hafalan al-Qur’annya kepada Jibril. Apabila Jibril ‘alaihis
salam menemuinya maka beliau adalah orang yang paling ringan dalam berderma
lebih daripada angin yang bertiup.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Wajib meninggalkan ucapan dusta
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
- مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barang siapa yang tidak
meninggalkan ucapan dusta dan mengamalkannya maka Allah sudah tidak lagi
memerlukan dia meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Bukhari dalam Kitab
as-Shiyam)
Tidak boleh membalas cacian dengan cacian
Dari Abu Hurairah
radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
- قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
Allah berfirman, “Semua
amal anak Adam baginya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku
sendiri yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai. Apabila salah seorang
kalian sedang menjalani puasa janganlah dia berkata-kata kotor dan
berteriak-teriak. Apabila ada orang yang mencaci atau memeranginya hendaklah
dia katakan, ‘Sesungguhnya saya sedang berpuasa.’ Demi Tuhan yang jiwa Muhammad
berada di tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa jauh lebih harum daripada
bau minyak kasturi. Orang yang berpuasa memiliki dua kebahagiaan. Ketika dia
berhariraya dan ketika dia berjumpa dengan Rabbnya maka dia akan bergembira
dengan puasanya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
Manfaat puasa bagi orang yang khawatir terjerumus dalam zina
Dari Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu’anhu, dia berkata: Dahulu kami bersama dengan Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
- مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Barang siapa yang mampu menikah hendaklah dia menikah. Sesungguhnya menikah itu lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barang siapa yang tidak mampu maka hendaklah dia berpuasa. Sesungguhnya puasa akan mengekang hawa nafsunya.” (HR. Bukhari dalam Kitab as-Shiyam)
0 Komentar untuk "hadis puasa raamadhan"