Ternyata masih banyak orang di kalangan kaum muslimin yang belum memahami pentingnya thaharah (bersuci). Seolah thaharah
hanyalah bagian dari kurikulum pelajaran Agama Islam di sekolah, atau
dalam bab Fiqih Ibadah, tapi dalam prakteknya, masih banyak yang belum
mengaplikasikannya dengan benar sesuai dengan Al-Qur’an dan As Sunnah.
Apa itu thaharah? Dan apa saja pembagian thaharah?
Dalam bab ini insya Allah akan saya ulas sedikit tentang pengertian thaharah dan pembagiannya. Semoga bermanfaat.
مفهوم الطهارة
الطهارة لغة : النظافة، و التخلص من الأقذار ومن النجاسات.
الطهارة شرعاً : إزالة حكم الحدث، لأداء الصلاة أو غيرها مما تشترط فيه الطهارة بالماء أو بالبديل عنه وهو التيمم
الطهارة شرعاً : إزالة حكم الحدث، لأداء الصلاة أو غيرها مما تشترط فيه الطهارة بالماء أو بالبديل عنه وهو التيمم
Pengertian thaharah
Thaharah secara bahasa berarti bersih dan membebaskan diri dari kotoran dan najis. Sedangkan pengertian thaharah secara istilah (syara’)
adalah menghilangkan hukum hadats untuk menunaikan shalat atau (ibadah)
yang selainnya yang disyaratkan di dalamnya untuk bersuci dengan air
atau pengganti air, yaitu tayammum.
Jadi, pengertian thaharah atau
bersuci adalah mengangkat kotoran dan najis yang dapat mencegah sahnya
shalat, baik najis atau kotoran yang menempel di badan, maupun yang ada
pada pakaian, atau tempat ibadah seorang muslim.
الطهارة قسمان :
• الطهارة المعنوية : وهي الطهارة من الشرك والمعاصي ، وتكون بالتوحيد والاعمال الصالحة ، وهي أهم من طهارة البدن ، بل لا يمكن أن تقوم طهارة البدن مع وجود نجس الشرك. قال الله تعالى :{ إنا المشركون نجس } (التوبة :٢٨)، وقال تعالى: {أُوْلاَئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْي وَلَهُمْ فِي اْلأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمُ} (المائدة: ٤١). فيجب على كل مكلف أن يطهر قلبه من نجاسة الشرك والشك ، وذلك بالإخلاص والتوحيد واليقين . ويطهر نفسه وقلبه من أقذار المعاصي ، وآثار الحسد والحقد ، والغل والغش ، والكبر ، والعجب والرياء والسمعة . وذلك بالتوبة الصادقة من جميع الذنوب والمعاصي . وهذه الطهارة هي شطر الإيمان .
• الطهارة الحسية• الطهارة المعنوية : وهي الطهارة من الشرك والمعاصي ، وتكون بالتوحيد والاعمال الصالحة ، وهي أهم من طهارة البدن ، بل لا يمكن أن تقوم طهارة البدن مع وجود نجس الشرك. قال الله تعالى :{ إنا المشركون نجس } (التوبة :٢٨)، وقال تعالى: {أُوْلاَئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللهُ أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْي وَلَهُمْ فِي اْلأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمُ} (المائدة: ٤١). فيجب على كل مكلف أن يطهر قلبه من نجاسة الشرك والشك ، وذلك بالإخلاص والتوحيد واليقين . ويطهر نفسه وقلبه من أقذار المعاصي ، وآثار الحسد والحقد ، والغل والغش ، والكبر ، والعجب والرياء والسمعة . وذلك بالتوبة الصادقة من جميع الذنوب والمعاصي . وهذه الطهارة هي شطر الإيمان .
وهي الطهارة من الأحداث والنجاسات ، وهذا هو شطر الإيمان الثاني ، قال عليه السلام : ( الطهور شطر الإيمان ) ـ وتكون بما شرع الله من الوضوء ، والغسل ، أو التيمم عن فقدان الماء ، وزوال النجاسة أو إزالتها من اللباس ، والبدن ، ومكان الصلاة
Pembagian thaharah
Thaharah itu terbagi menjadi dua :
1. Thaharah ma’nawiyah atau
thaharah qalbu (hati), yaitu bersuci dari syirik dan maksiat dengan cara
bertauhid dan beramal sholeh, dan thaharah ini lebih penting dan lebih
utama daripada thaharah badan. Karena thaharah badan tidak mungkin akan terlaksana apabila terdapat syirik. Dalilnya adalah sebagai berikut :
إِنَّمَا الْمُشْرِكُونَ نَجَس
“Sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis” (QS. At-Taubah : 28)
أُوْلاَئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللهُ
أَن يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْي وَلَهُمْ فِي
اْلأَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمُ
“Mereka itu adalah orang-orang yang
Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan
didunia dan diakhirat mereka beroleh siksaan yang besar.” (QS. Al-Maaidah: 41)
Maka wajib bagi seorang muslim yang berakal
untuk mensucikan dirinya dari syirik dan keraguan dengan cara ikhlas,
bertauhid, dan yakin. Dan juga wajib atasnya untuk mensucikan diri dan
hatinya dari kotoran-kotoran maksiat, dengki, benci, dendam, penipuan,
kesombongan, ‘ujub, riya‘, dan sum’ah.
2. Thaharah hissiyah atau thaharah
badan, yaitu mensucikan diri dari hadats dan najis, dan ini adalah
bagian dari iman yang kedua. Allah mensyariatkan thaharah badan ini
dengan wudhu dan mandi, atau pengganti keduanya yaitu tayammum (bersuci
dengan debu). Penghilangan najis dan kotoran ini meliputi pembersihan
pakaian, badan, dan juga tempat shalat. Dalilnya adalah sebagai berikut :
الطهور شطر الإيمان
“Sesungguhnya kebersihan itu sebagian dari iman”
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِذَا
قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاَةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى
الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوا بِرُءُوسِكُمْ وَأَرْجُلِكُمْ إِلَى
الْكَعْبَيْنِ وَإِن كُنتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوا وَإِن كُنتُم مَّرْضَى
أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَآءَ أَحَدٌ مِّنكُم مِّنَ الْغَآئِطِ أَوْ
لاَمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَآءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا
طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُم مِّنْهُ مَايُرِيدُ اللهُ
لِيَجْعَلَ عَلَيْكُم مِّنْ حَرَجٍ وَلَكِن يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ
وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, apabila
kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai siku, dan sapulah (usaplah) kepalamu dan (basuh) kakimu sampai
dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau salah seorang dari kamu kembali dari
tempat buang air (wc/kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan
nikmAt-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Maaidah: 6)
Sedangkan menurut Imam Ibnu Rusyd, thaharah itu terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Thaharah dari hadats,
yaitu membersihkan diri dari hadats kecil (sesuatu yang diminta
-bersucinya dengan- wudhu) dan dari hadats besar (sesuatu yang diminta
-bersucinya dengan – mandi).
2. Thaharah dari khubts atau najis, yaitu membersihkan diri, pakaian, dan tempat ibadah dari sesuatu yang najis dengan air.
— akan datang penjelasan tentang hadats dan khubts ini pada artikel yang mendatang, insya Allah —-
Maraji’ (sumber) :
- Fiqih Sunnah Wanita – Kamal bin As Sayyid Salim
- Fiqih Ibadah, Master Text Book IFIQ 2033 – Al Madinah International University
- Bidayatul Mujtahid – Imam Ibnu Rusyd
- http://www.fiqihwanita.com/pengertian-thaharah-bersuci-dan-pembagiannya/
0 Komentar untuk "pengertian thoharoh"